24 April 2020

Menyenangkan ALLAH

Menyenangkan ALLAH


Jatuh cinta adalah hal yang sangat indah dalam kehidupan kita, hati berbunga rasanya. Mau makan, belajar, bekerja, bermain, tidur dll; selalu ingat dia setiap waktu. Berusaha dengan segala cara agar pacar kita senang, tersenyum bahagia. Seakan dunia ini milik berdua saja, maunya dekat terus seperti perangko nempel.
Apakah pernah terpikir bagaimana menyenangkan Tuhan, syukur-syukur kita sedang menyenangkan-NYA. Bagi yang belum menyenangkan Tuhan, mari kita cari tahu caranya.

Menyenangkan, asal katanya senang artinya puas, lega, suka, hati yang gembira. Jadi menyenangkan adalah membuat hati jadi suka dan bergembira.

Menyenangkan ALLAH,  merupakan kewajiban kita semua. Karena kita diciptakan untuk menyenangkan-NYA setiap waktu. Pujian nabi Daud: “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan DIA, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-NYA.” (Mazmur 147:11)

Takut pada ALLAH membuat kita selalu menjaga perasaan-NYA agar tidak sedih, kecewa atau marah; berusaha selalu membuat DIA senang. Seperti kita berusaha menyenangkan pacar, bahkan seharusnya lebih lagi. Karena kasih anugerah-NYA kita hidup dan menikmati banyak berkat. Oleh Kasih-NYAlah kita memperoleh keselamatan dengan gratis bagi orang yang mau percaya kepada-NYA.

Daud disenangi ALLAH, karena setiap waktu ingat TUHAN, ingin memuji, menyembah, bersyukur, bergantung selalu kepada-NYA. Baik saat senang atau susah dia selalu menyembah TUHAN. Daud juga berlaku jujur seperti ‘anak kecil’ selalu curhat apapun, termasuk saat jatuh dalam dosa (skandal Bersyeba), dengan mengakui kesalahannya dan segera bertobat.

Sejak menjadi Raja, dia membentuk tim khusus pemazmur lengkap (penyanyi dan pemusik) bagi Tuhan selama 42 tahun tidak berhenti. Untuk membalas kebaikan TUHAN dalam penyertaan hidupnya selalu. Luar biasa kan guys..
“Aku akan memuji-muji nama ALLAH dengan nyanyian, mengagungkan DIA dengan nyanyian syukur...” (Mazmur 69:31)
“Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi ALLAH-ku selagi aku ada” (Mazmur 104:33)

Dahulu bangsa Israel menyenangkan TUHAN dengan mempersembahkan korban-korban bakaran, jaman sekarang dengan menyembah-NYA. Menyembah dapat berupa doa, bersyukur, bernyanyi, menari, bersorak, membaca Alkitab, menaati perintah-NYA dan lainnya.

Menyembah dengan tulus hati jangan munafik seperti ahli Taurat dan orang farisi, mereka menyembah untuk kepentingan dirinya dan agar terlihat orang banyak perbuatannya agar dapat pujian manusia. Ingin dianggap paling benar, tahu, terlihat rohani dan seterusnya.
Rasul Paulus mengingatkan kita: “... jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akanTUHAN.” (Kolose 3:22)
Pujian Daud: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-NYA yang kudus, hai segenap batinku! “ (Mazmur 103:1)

Kesetiaan juga menyenangkan ALLAH berarti menjadikan-NYA sebagai satu-satunya sumber penggerak setiap aspek kehidupan kita. Dan ingin selalu berada di dekat-NYA setiap saat, tidak tergantung situasi dan kondisi kita, karena TUHAN lebih dahulu setia dan kasih anugerah-NYA luar biasa. Karena kasih dan setia YESUS rela dihina, dicerca, dikutuk bahkan sukarela menyerahkan nyawa di kayu salib. Walaupun kita terkadang kita lupa akan kasih dan setia-NYA tetapi IA tetap kasih dan setia pada kita selamanya. Amazing Grace ...
“Hendaklah engkau setia sampai mati, dan AKU akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” (Wahyu 2:10b)

Berserah diri dibentuk ALLAH seperti tanah liat di tangan tukang periuk demikian pula kita menyenangkan-NYA, karena kita semua berasal dari debu. Jadi terserah TUHAN mau menjadikan apapun dan sesuai dengan talenta yang telah diberikan-NYA. Tidak mungkin tanah liat (kita) minta dibuatkan sesuatu kepada tukang periuk.
“Sungguh seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-KU...” (Yeremia 18:6)
                                                                 
Semuanya demi ALLAH apapun yang kita kerjakan: belajar, bermain, memasak, bekerja, menyembah-NYA dan lainnya kita kerjakan dengan sekuat tenaga. Tidak setengah hati, malas, capek, terpaksa, karena pacar atau karena ada bos, karena . . .
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk TUHAN dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)

Baca juga Tujuan Hidup
 
 
Pertanyaan: Sudahkah kita berkomitmen untuk menyenangkan ALLAH seumur hidup?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar