16 April 2020

Apa itu generasi milenial

Generasi Milenial


Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen-Y atau Generasi Langgas) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.

Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming', tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an. 
Untungnya di abad ke 20 tren menuju keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang, sehingga dampak relatif dari "baby boom echo" umumnya tidak sebesar dari masa ledakan populasi pasca Perang Dunia II. 

Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan. 

Masa Resesi Besar (Krisis ekonomi 2008) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi ini.  

Pada tahun 2012, seperti dikutip livescience.com dari USA Today, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa generasi millenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik, fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia yang sama. Studi ini sendiri berdasarkan analisis terhadap dua database dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA atau yang baru masuk kuliah.

Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi yang pemalas, narsis, dan suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.
Akan tetapi, di sisi lain mereka memiliki sisi positif. Antara lain adalah generasi milenial merupakan pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung kesetaraan hak. Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.

Majalah Time sempat mengadakan polling yang hasilnya menunjukkan bahwa generasi ini menginginkan jadwal kerja yang fleksibel, lebih banyak memiliki 'me time' dalam pekerjaan, dan terbuka pada saran dan kritik, termasuk nasihat karier dari pimpinannya. 
 
Mayoritas peneliti dan ahli demografi menentukan generasi Milenial dimulai dari kelahiran awal tahun 1980-an sampai pertengahan tahun 1990-an. Australia's McCrindle Research mendefinisikan tahun 1980–1994 sebagai tahun kelahiran Generasi Y. 

Sebuah laporan Price waterhouse Coopers di tahun 2013 dan Edelman Berland menggunakan tahun 1980–1995. Gallup Inc., Eventbrite dan Dale Carnegie Training and MSW Research semuanya menggunakan tahun 1980–1996. Ernst and Young menggunakan tahun 1981–1996. Manpower Group menggunakan tahun 1982–1996.

Millennial datang dalam waktu dimana industri hiburan mulai terpengaruh oleh internet dan perangkat seluler. Selain Milenium yang paling etnis dan ras yang beragam dibandingkan dengan generasi yang lebih tua dari mereka, mereka juga pada kecepatan yang paling berpendidikan. Hingga 2008, 39.6% dari Millennials antara usia 18 dan 24 yang terdaftar di perguruan tinggi, yang merupakan rekaman Amerika. Bersama dengan menjadi terdidik, generasi muda juga sangat optimis. Seperti yang dinyatakan di atas dalam prospek ekonomi bagian, sekitar 9 dari 10 Pemuda yang merasa seolah-olah mereka memiliki cukup uang atau bahwa mereka akan mencapai tujuan finansial jangka panjang, bahkan selama ekonomi sulit, dan mereka lebih optimis tentang masa depan AS. Selain itu, generasi muda juga lebih terbuka untuk perubahan dari generasi yang lebih tua. 

Menurut Pew Research Center, yang melakukan survei pada tahun 2008, generasi muda adalah yang paling mungkin dari setiap generasi untuk mengidentifikasi diri sebagai liberal dan juga lebih mendukung progresif dalam negeri agenda sosial dari generasi yang lebih tua. 

Ciri-Ciri Generasi Milenial

Kira-kira apa sajakah ciri dan karakteristik yang dimiliki oleh para kaum millennial? Berdasarkan buku Profil Millennial Indonesia yang dibuat oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Badan Pusat Statistik, ciri-ciri generasi millennial adalah sebagai berikut ini:

Akrab dengan Penggunaan Teknologi

Generasi millennial sangat akrab dengan penggunaan teknologi. Dalam sehari, mereka bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam di layar laptop atau HP.
Tanpa kenal lelah, millennial sibuk berselancar di dunia maya. Tujuannya pun bermacam-macam tergantung pada kebutuhan setiap individu yang berbeda satu sama lainnya.

Ada yang mencari materi sekolah atau kuliah, ada yang mencari materi untuk mendukung pekerjaan, ada pula yang sibuk dengan sosial media yang dimilikinya.
Nah, kalau kamu biasanya apa yang kamu cari di dunia maya?

Membuat Inovasi Baru yang Bermanfaat

Akrabnya para millennial ini dengan teknologi, membuat mereka pun berinovasi untuk membuat aplikasi yang bermanfaat untuk masyarakat. Aplikasi ini pun beraneka ragam.
Misalnya saja aplikasi yang memudahkanmu dalam berkendara ada Go-jek, Grab, dan aplikasi lainnya. Bukankah aplikasi yang berhubungan dengan transportasi ini sangat memudahkan aktivitasmu?

Selain itu tentu saja masih banyak aplikasi lainnya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Kamu bisa mencari tahu lebih banyak di Playstore, bukan hanya produk luar negeri produk hasil karya anak bangsa pun sudah banyak tersedia di Playstore.

Pendidikan yang Unggul

Dibanding dua generasi sebelumnya, generasi millennial atau generasi Y ini lebih unggul dari segi pendidikan. Generasi ini sangat menyadari betapa pentingnya pendidikan.

Pendidikan bukan hanya mampu mengubah kualitas hidup, namun dengan pendidikan seseorang juga bisa mendapatkan wawasan yang luas dan ilmu yang bermanfaat yang bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.

Tentu saja ada perbedaan yang signifikan antara orang yang mengenyam bangku pendidikan dengan orang tidak merasakannya sama sekali.
Namun, orang yang tidak sekolah formal bukan berarti tidak pintar lho, karena sekarang akses ilmu di internet sangat mudah terjangkau meski kamu tidak mengenyam pendidikan formal sekali pun.

Yang jelas, pendidikan bagi generasi millennial itu sangat penting. Setiap orang berlomba-lomba untuk menambah pengetahuan dan skill dalam bidang pendidikan untuk menjadi orang yang sukses di masa mendatang.

Generasi Milenial

Informatif, Kreatif, dan Produktif

Kemudahan akses terhadap ilmu pengetahuan menjadikan generasi milenial menjadi orang yang informatif terhadap perkembangan situasi yang terjadi di Indonesia maupun belahan bumi lainnya.

Kaya akan informasi yang melimpah membuat para millennial menghasilkan ide-ide yang kreatif. Ide-ide tersebut kemudian diplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contohnya, pembuatan mainan kreasi yang bisa melatih motorik anak

Sehingga, para millennial pun menjadi lebih produktif dalam menghabiskan waktunya dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat. Bahkan, banyak sekali para millennial yang pandai membuat jadwal harian untuk memudahkannya mengatur aktivitas.

Pola Pikir yang Open Minded

Pola pikir yang terbuka atau open minded juga menjadi salah satu ciri bahwa kamu merupakan bagian dari generasi millennial. Dalam memandang sesuatu, millennial tidak terpaku pada kebiasaan atau teori umum yang sudah berlaku sejak lama.

Pikiran yang terbuka ini menjadikan para millennial lebih toleransi terhadap orang lain. Millennial tidak mudah tersinggung atau menjudge orang lain yang berbeda pendapat dengannya.

Millennial yakin bahwa setiap individu berasal dari lingkungan dan latar belakang yang berbeda, sehingga bisa memiliki pola pikir yang berbeda pula.

Kritis terhadap Situasi Politik, Sosial, dan Ekonomi

Pola pikir yang terbuka membuat para millennial juga sangat kritis dalam menyikapi suatu masalah. Apalagi dalam hal-hal yang sedang viral di internet, millennial cenderung reaktif untuk berkomentar

Bukan hanya kritis terhadap hal-hal viral saja, millenial juga memiliki kepedulian yang besar dalam situasi poltik, sosial, dan ekonomi yang berkembang di Indonesia. 
Apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan perubahan undang-undang atau regulasi terkait suatu hal yang penting.
Seperti di pertengahan tahun 2019, pemerintah dikabarkan akan merevisi isi undang-undang ketenagakerjaan pada beberapa poin. Kita tunggu saja ya bagaimana perkembangannya!

Kritis dalam hal yang baik tentu saja tidak masalah. Asalkan kamu bisa menyampaikannya dengan cara yang baik dan benar.
Jangan sampai kamu di cap sebagai 'netizen paling benar', hanya karena kamu merasa pendapatmu yang paling tepat daripada yang lainnya.


Sumber: wikipedia.org dan jojonomic.com

Re-editing by millenialokey.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar