Generasi Milenial |
Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen-Y atau Generasi Langgas) adalah kelompok demografi
setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal
dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya
menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan
pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers
dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo
Boomers" karena adanya 'booming', tingkat kelahiran
pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Untungnya di abad ke 20 tren menuju
keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang,
sehingga dampak relatif dari "baby boom echo" umumnya tidak sebesar dari
masa ledakan populasi pasca Perang Dunia II.
Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi
sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan
penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi
digital. Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai
dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun
pengaruhnya masih diperdebatkan.
Masa Resesi Besar
(Krisis ekonomi 2008) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang
mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda,
dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi
jangka panjang yang merusak generasi ini.
Pada tahun 2012, seperti dikutip livescience.com dari USA Today,
ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa generasi millenial lebih
terkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik, fokus pada
nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama jika
dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia
yang sama. Studi ini sendiri berdasarkan analisis terhadap dua database
dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA atau yang baru masuk kuliah.
Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi
yang pemalas, narsis, dan suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain.
Akan tetapi, di sisi lain mereka memiliki sisi positif. Antara
lain adalah generasi milenial merupakan pribadi yang pikirannya
terbuka, pendukung kesetaraan hak. Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu
mengekspresikan perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima
ide-ide dan cara-cara hidup.
Majalah Time sempat mengadakan polling yang hasilnya menunjukkan
bahwa generasi ini menginginkan jadwal kerja yang fleksibel, lebih
banyak memiliki 'me time' dalam pekerjaan, dan terbuka pada saran dan
kritik, termasuk nasihat karier dari pimpinannya.
Mayoritas peneliti dan ahli demografi menentukan generasi Milenial
dimulai dari kelahiran awal tahun 1980-an sampai pertengahan tahun
1990-an. Australia's McCrindle Research mendefinisikan tahun 1980–1994 sebagai tahun kelahiran Generasi Y.
Sebuah laporan Price waterhouse Coopers di tahun 2013 dan Edelman Berland menggunakan tahun 1980–1995. Gallup Inc., Eventbrite dan Dale Carnegie Training and MSW Research semuanya menggunakan tahun 1980–1996. Ernst and Young menggunakan tahun 1981–1996. Manpower Group menggunakan tahun 1982–1996.
Millennial datang dalam waktu dimana industri hiburan mulai terpengaruh oleh internet dan perangkat seluler. Selain Milenium yang paling etnis dan ras yang beragam dibandingkan
dengan generasi yang lebih tua dari mereka, mereka juga pada kecepatan
yang paling berpendidikan. Hingga 2008, 39.6% dari Millennials antara
usia 18 dan 24 yang terdaftar di perguruan tinggi, yang merupakan
rekaman Amerika. Bersama dengan menjadi terdidik, generasi muda juga
sangat optimis. Seperti yang dinyatakan di atas dalam prospek ekonomi
bagian, sekitar 9 dari 10 Pemuda yang merasa seolah-olah mereka memiliki
cukup uang atau bahwa mereka akan mencapai tujuan finansial jangka
panjang, bahkan selama ekonomi sulit, dan mereka lebih optimis
tentang masa depan AS. Selain itu, generasi muda juga lebih terbuka untuk
perubahan dari generasi yang lebih tua.
Menurut Pew Research Center,
yang melakukan survei pada tahun 2008, generasi muda adalah yang paling
mungkin dari setiap generasi untuk mengidentifikasi diri sebagai liberal
dan juga lebih mendukung progresif dalam negeri agenda sosial dari
generasi yang lebih tua.
Ciri-Ciri Generasi Milenial
Kira-kira apa sajakah ciri dan karakteristik yang dimiliki oleh para kaum millennial? Berdasarkan buku Profil Millennial Indonesia yang dibuat oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Badan Pusat Statistik, ciri-ciri generasi millennial adalah sebagai berikut ini:
Akrab dengan Penggunaan Teknologi
Generasi
millennial sangat akrab dengan penggunaan teknologi. Dalam sehari,
mereka bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam di layar laptop atau
HP.
Tanpa kenal lelah, millennial sibuk berselancar di
dunia maya. Tujuannya pun bermacam-macam tergantung pada kebutuhan
setiap individu yang berbeda satu sama lainnya.
Ada yang mencari
materi sekolah atau kuliah, ada yang mencari materi untuk mendukung
pekerjaan, ada pula yang sibuk dengan sosial media yang dimilikinya.
Nah, kalau kamu biasanya apa yang kamu cari di dunia maya?
Membuat Inovasi Baru yang Bermanfaat
Akrabnya
para millennial ini dengan teknologi, membuat mereka pun berinovasi
untuk membuat aplikasi yang bermanfaat untuk masyarakat. Aplikasi ini
pun beraneka ragam.
Misalnya saja aplikasi yang memudahkanmu dalam
berkendara ada Go-jek, Grab, dan aplikasi lainnya. Bukankah
aplikasi yang berhubungan dengan transportasi ini sangat memudahkan
aktivitasmu?
Selain
itu tentu saja masih banyak aplikasi lainnya yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Kamu bisa mencari tahu lebih
banyak di Playstore, bukan hanya produk luar negeri produk hasil karya
anak bangsa pun sudah banyak tersedia di Playstore.
Pendidikan yang Unggul
Dibanding dua generasi sebelumnya, generasi millennial atau generasi Y ini lebih unggul dari segi pendidikan. Generasi ini sangat menyadari betapa pentingnya pendidikan.
Pendidikan
bukan hanya mampu mengubah kualitas hidup, namun dengan pendidikan
seseorang juga bisa mendapatkan wawasan yang luas dan ilmu yang
bermanfaat yang bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.
Tentu
saja ada perbedaan yang signifikan antara orang yang mengenyam bangku
pendidikan dengan orang tidak merasakannya sama sekali.
Namun, orang yang tidak sekolah formal bukan berarti tidak pintar lho, karena sekarang akses ilmu di internet sangat mudah terjangkau meski kamu tidak mengenyam pendidikan formal sekali pun.
Yang jelas, pendidikan bagi generasi millennial itu sangat penting. Setiap orang berlomba-lomba untuk menambah pengetahuan dan skill dalam bidang pendidikan untuk menjadi orang yang sukses di masa mendatang.
![]() |
Generasi Milenial |
Informatif, Kreatif, dan Produktif
Kemudahan
akses terhadap ilmu pengetahuan menjadikan generasi milenial menjadi
orang yang informatif terhadap perkembangan situasi yang terjadi di
Indonesia maupun belahan bumi lainnya.
Kaya akan informasi yang melimpah membuat para millennial
menghasilkan ide-ide yang kreatif. Ide-ide tersebut kemudian
diplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contohnya, pembuatan
mainan kreasi yang bisa melatih motorik anak
Sehingga, para millennial pun menjadi lebih produktif dalam menghabiskan waktunya dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat. Bahkan, banyak sekali para millennial yang pandai membuat jadwal harian untuk memudahkannya mengatur aktivitas.
Pola Pikir yang Open Minded
Pola pikir yang terbuka atau open minded juga menjadi salah satu ciri bahwa kamu merupakan bagian dari generasi millennial. Dalam memandang sesuatu, millennial tidak terpaku pada kebiasaan atau teori umum yang sudah berlaku sejak lama.
Pikiran yang terbuka ini menjadikan para millennial lebih toleransi terhadap orang lain. Millennial tidak mudah tersinggung atau menjudge orang lain yang berbeda pendapat dengannya.
Millennial
yakin bahwa setiap individu berasal dari lingkungan dan latar belakang
yang berbeda, sehingga bisa memiliki pola pikir yang berbeda pula.
Kritis terhadap Situasi Politik, Sosial, dan Ekonomi
Pola pikir yang terbuka membuat para millennial juga sangat kritis dalam menyikapi suatu masalah. Apalagi dalam hal-hal yang sedang viral di internet, millennial cenderung reaktif untuk berkomentar
Bukan hanya kritis terhadap hal-hal viral saja, millenial juga memiliki kepedulian yang besar dalam situasi poltik, sosial, dan ekonomi yang berkembang di Indonesia.
Apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan perubahan undang-undang atau regulasi terkait suatu hal yang penting.
Seperti
di pertengahan tahun 2019, pemerintah dikabarkan akan merevisi isi
undang-undang ketenagakerjaan pada beberapa poin. Kita tunggu saja ya
bagaimana perkembangannya!
Kritis dalam hal yang baik tentu saja tidak masalah. Asalkan kamu bisa menyampaikannya dengan cara yang baik dan benar.
Jangan sampai kamu di cap sebagai 'netizen paling benar', hanya karena kamu merasa pendapatmu yang paling tepat daripada yang lainnya.
Sumber: wikipedia.org dan jojonomic.com
Re-editing by millenialokey.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar