Allah Itu Esa Di Dalam Tritunggal Yang Kudus (Indonesia, abad 17 dan 18) (Sumber : The Good Way)
Fakta-fakta yang sulit disampaikan
kepada seorang anak dengan satu metode yang sederhana dan mudah di pahami.
Sejalan dengan dewasanya anak ini dan nalarnya menjadi sempurna, maka dia tidak
lagi merasa puas dengan informasi yang diringkas dan disederhanakan. Dia akan
berupaya keras mencari ketepatan dan seluk beluk dalam
permasalahan-permasalahan, karena akal budinya telah siap dan bersedia untuk
menyerapnya.
Demikian juga halnya dengan manusia. Ketika manusia itu
masih kanak-kanak, Tuhan memberinya satu gambaran yang sederhana dan umum
tentang diri-Nya dalam batas-batas yang dapat dicerna mereka. Itulah sebabnya
rasul Paulus berkata: "Dan aku,
saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti
dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa
dalam Al-Masih. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab
kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat
memberinya". (I Korintus 3:1-2).
Apabila masanya telah genap dan mentalitas orang percaya
telah bertumbuh, maka Tuhan mulai menyatakan bahwa Dia adalah satu dalam
keTritunggalan-Nya yang unik.
Ia membukakan kepada kita rahasia akbar ini yang tersembunyi
bagi manusia ketika berada pada tingkat nalar dan rohani yang masih lemah. Saat
Tuhan mengaruniakan karunia Roh Kudus kepada kita, Ia menyatakan hidupNya
sendiri dan status ilahiNya kepada kita seperti yang dikatakan rasul Paulus,"Karena kepada kita Allah telah
menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal
yang tersembunyi dalam diri Allah" (I Korintus 2:10).
Paham ini masih tetap merupakan satu rahasia yang tidak
dikenal bagi orang duniawi. Mereka menolaknya karena kurangnya pengertian
mereka atas kenyataan-kenyataan dari iman yang benar dan rahasia Allah yang
masih tersembunyi itu.
Dengan anugerah Tuhan, saya menuliskan buku ini untuk
menyederhanakan dan menjernihkan apa yang mustahil untuk dipahami dan sukar
untuk dimengerti. Buku ini ditulis agar setiap orang yang membacanya dapat
percaya pada rahasia ilahi ini dan paham betul bahwa keyakinan ini tidak
bertentangan dengan akal budi, tetapi memuaskannya, dan dapat memahami termasuk
buku-buku yang menyerang keyakinan ini, karena kekurangan pengertian, secara
jelas menyaksikan pengakuan iman ini.
Sebagaimana
saya mempersembahkan buku ini sebagai satu penjelasan dari kepercayaan kami
yang paling kudus, saya mengarahkan hati saya kepada Tuhan untuk menjadikannya
menjadi sumber berkat bagi banyak orang, dan saya berdoa kiranya buku ini dapat
membukakan gerbang keyakinan yang benar kepada mereka. Sehingga mereka dapat
menikmati kasih Allah, Bapa, dan berkat dari Allah Bapa, Al-Masih dengan
persekutuan Roh Kudus bagi-Nya kemuliaan yang kekal. Amin.
Archpriest
Zachariah Buturs Misr-Al-Djadida
Dan siap
sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap
orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada
padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat. I Petrus 3:15
B. PASAL I KEMAHAESAAN ALLAH DALAM KETRITUNGGALAN YANG KUDUS
Kesatuan
Allah dalam KeKristenan
Ketritunggalan
yang Kudus dalam Kekristenan
Kami orang-orang Kristen percaya
pada satu Allah yang tidak mempunyai teman. Dia tidak terbatas, memenuhi surga
dan bumi. Dia Pencipta segala yang ada, Kekal dan Abadi. KerajaanNya tidak
berkesudahan.
Pengakuan iman ini sangat jelas
dalam Injil yang kudus. Dasar pengakuan Kristen adalah seperti berikut:
1.
Al-Masih sendiri mengajarkan
keyakinan ini ketika seorang Yahudi datang kepadaNya menanyakan tentang hukum
yang terbesar. Al-Masih menjawab dia, "Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan
Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu" (Markus 12:29-30). Inilah perintah yang pertama. Satu gema dan
pembenaran dari Ulangan 6:4-9. Seandainya perintah ini dituliskan dalam bahasa
Al Qur'an, maka akan berbunyi "Allah, Allah kita, adalah satu-satunya
(unik) Allah, Allah yang kekal."
2.
Rasul Paulus menegaskan perkataan
ini,"Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga
adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa
lain! Artinya, kalau ada satu Allah" (Roma 3:29,30).
3.
Dan rasul Paulus mengungkapkan
keyakinan yang sama dengan berkata, "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu
Allah saja? Itu baik!" (Yakobus 2:19).
4.
Pengakuan iman Kristen diambil dari
ayat-ayat ini bersama ayat-ayat lainnya dalam Alkitab. Gereja telah mengakui
keyakinan ini dari generasi pada generasi berikutnya dengan mengatakan,
"Sesungguhnya kami percaya pada satu Allah, Pencipta langit dan bumi, dan
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan." Jadi saudara-saudara yang
kekasih, camkanlah bahwa kami umat Kristen percaya pada satu Allah dan bukan
pada tiga dewa. Kami akan lebih menjelaskan tentang arti Bapa, Anak dan Roh
Kudus dalam pembahasan mengenai Ketritunggalan yang kudus dari Kekristenan.
KETRITUNGGALAN YANG KUDUS DALAM KEKRISTENAN
Paham Ketritunggalan yang kudus sama
sekali tidak berarti adanya tiga allah sebagaimana yang dibayangkan secara
salah oleh beberapa orang. Arti dari paham ini ialah bahwa Allah itu satu
adanya.....
Berada
dalam diriNya sendiri, Ia menyatakan diriNya sebagai Bapa
Berbicara dalam FirmanNya. Ia menyatakan diriNya sebagai Anak, yakni Firman.
Hidup dalam RohNya, Ia menyatakan diriNya sebagai Roh Kudus.
Berbicara dalam FirmanNya. Ia menyatakan diriNya sebagai Anak, yakni Firman.
Hidup dalam RohNya, Ia menyatakan diriNya sebagai Roh Kudus.
Adalah
tidak boleh kita menarik pengertian dari nama-nama ini bahwa ada satu hubungan
jasmaniah sebagaimana lazimnya pada sifat manusiawi, karena hal tersebut
memiliki satu pengertian rohani.
Nama-nama
ini tidak ditetapkan atau ditemukan manusia, melainkan adalah kata-kata dari
ilham ilahi dalam Kitab Kudus, sebagaimana yang anda dapat lihat pada ayat-ayat
berikut ini:
1. Al-Masih berkata kepada
murid-muridNya, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19).
Monoteisme jelas sekali dalam kata-kataNya, "baptislah mereka dalam
nama". Dia tidak berkata baptislah mereka dalam nama-nama Bapa, Anak dan
Roh Kudus. Namun Ketritunggalan dipaparkan dengan jelas dalam kata-kataNya,
"Bapa dan Anak dan Roh Kudus."
2.
Rasul Yohanes dengan jelas sekali
menegaskan pengertian ini, "Dan ada tiga yang memberikan kesaksian di
dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu" (I
Yohanes 5:7).
Jika
anda membandingkan kedua ayat ini maka akan anda temukan nama-nama Tritunggal
Kudus; Bapa, Anak dan Roh Kudus. Inilah Tritunggal Kudus dalam satu-satunya
Allah yang kepadaNya kita percaya.
PERLUNYA KETRITUNGGALAN DALAM KESATUAN
Secara
ringkas, perlunya Ketritunggalan dalam Kesatuan sudah jelas dari ayat-ayat dan
pembahasan di atas. Satu Allah, Pencipta segala yang hidup dengan sendirinya
memiliki satu keberadaan diri secara pribadi. Satu Allah, yang menciptakan
manusia dengan kemampuan berbicara, harus Ia sendirilah menyatakan FirmanNya.
Satu Allah, yang menciptakan kehidupan dalam setiap makhluk hidup, Ia
sendirilah yang hidup dalam roh. Sebab itu, adalah pasti bahwa satu Tritunggal
kudus harus berada dalam satu-satunya Allah seperti yang telah kami jelaskan.
Inilah kepercayaan kita yang sesungguhnya: Allah adalah satu dalam Tritunggal
dan bukan tiga dewa.
PASAL II KESAKSIAN AL QUR'AN ATAS KESATUAN DARI KETRITUNGGALAN KUDUS
Kesaksian Al Qur'an tentang kepercayaan Kristen kepada satu Allah saja.
Kesaksian Al Qur'an tentang Ketritunggalan Kudus Kristen.
Kesaksian Al Qur'an bahwa Al-Masih adalah Firman Allah.
Kesaksian Al Qur'an tentang Roh Kudus.
KESAKSIAN Al QUR'AN TENTANG KEPERCAYAAN KRISTEN KEPADA SATU ALLAH SAJA.
Al
Qur'an menyaksikan bahwa umat Kristen percaya pada satu Allah (Monoteistik) dan
bukan kafir. Berikut adalah beberapa contoh dari kesaksian ini.
1.
Surat Al "Ankabut 46 -
"Janganlah kamu berdebat (berbantah) dengan ahli kitab (Yahudi, Nasrani
dan seumpamanya), melainkan dengan (jalan) yang terbaik,..... dan katakanlah:
Kami percaya kepada (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan
kepadamu, sedangkan Tuhan kami dan Tuhan kamu hanya satu, dan kami patuh
kepadaNya". Demikianlah Al Qur'an menyaksikan bahwa kami umat Kristen,
"ahli kitab", menyembah satu Allah.
2.
Surat Ali Imran 113-114, "
Mereka itu tiada sama. Di antara ahli kitab, ada segolongan yang lurus, mereka
membaca ayat-ayat Allah waktu malam sedang mereka sujud. Mereka beriman kepada
Allah dan hari kemudian dan menyuruh ma"ruf dan melarang dari yang
mungkar, lagi bersegera mengerjakan kebaikan dan mereka itu termasuk
orang-orang yang salih". Ayat ini secara jelas menegaskan bahwa umat
Kristen, "ahli kitab", percaya pada satu Allah: mereka membaca
ayat-ayat Allah yang ada di tangan mereka pada masa Muhammad, dan mereka
menyembah Allah yang satu dalam ibadah dan doa-doa mereka.
3.
Surat Al Maidah 82 - "Demi,
sesungguhnya engkau peroleh manusia yang sangat memusuhi orang-orang beriman,
ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Demi sesungguhnya engkau
peroleh orang-orang yang lebih dekat kasih sayangnya kepada orang-orang
beriman, ialah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya kami orang Nasrani.
Demikian itu karena di antara mereka ada alim ulama dan pendeta-pendeta sedang
mereka itu tiada sombong." Disini jelas bahwa umat Nasrani tidak menyembah
banyak tuhan (politeistik), karena umat yang menyembah banyak allah dan umat
Yahudi adalah musuh keras kaum Muslim, sedangkan umat Nasrani adalah sahabat
dekat mereka.
4.
Surat Al Imran 55, "(Ingatlah)
ketika Allah berkata: Ya, Isa, sesungguhnya Aku mewafatkan engkau dan
meninggikan (derajat) engkau kepada-Ku dan menyucikan engkau dari orang-orang
kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau di atas dari mereka yang
kafir, sampai hari kiamat." Jelaslah bagi anda bahwa pengikut-pengikut
Al-Masih, atau umat Kristen, bukanlah orang kafir. Sebaliknya, Allah membedakan
umat Kristen dari orang kafir dan mengangkat mereka di atas orang kafir.
Kesaksian
Al Qur'an tentang umat Kristen telah membuktikan dengan pasti bahwa mereka
menyembah satu Allah dan mereka bukan penyembah banyak tuhan.
KESAKSIAN AL QUR'AN TENTANG KETRITUNGGALAN KUDUS KRISTEN
Sahabatku
yang budiman, barangkali saja anda heran, bahwa Al- Qur'an menyebutkan
Tritunggal dari satu Allah persis sama seperti yang diyakini umat Kristen. Kita
telah lihat bersama bahwa Tritunggal Kekristenan itu adalah sifat Allah,
FirmanNya dan RohNya. Ini adalah Ketritunggalan yang sama seperti disebutkan Al
Qur'an, "Sesungguhnya Al- Masih, "Isa anak Maryam, hanya rasul Allah
dan kalimat-Nya, disampaikan-Nya kalimat itu kepada Maryam beserta roh dari
pada-Nya" (Surat An-Nisa" 171). Dalam ayat ini jelas bahwa Allah
mempunyai: satu pribadi - "rasul Allah", satu firman -
"kalimat-Nya", satu roh - "beserta roh dari pada-Nya"
Kesaksian
Al Qur'an tentang pengakuan iman menyangkut Ketritunggalan tidak lebih dan
tidak kurang sama seperti apa yang kami umat Kristen beritakan. Tidak
menyiarkan politeisme, tetapi menyatakan bahwa tidak ada Allah kecuali Dia.
KESAKSIAN QUR'AN AL-MASIH ADALAH FIRMAN ALLAH
Al Qur'an menyaksikan dengan jelas
sekali bahwa Al-Masih adalah Firman Allah. Berikut ini adalah beberapa ayat Al
Qur'an sebagai contoh:
1.
Surat An-Nisa" 171,
"Sesungguhnya Almasih, "Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan
kalimat-Nya."
2.
Surat Al Imran, Keluarga Imran: 39
"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan melahirkan seorang puteramu
Yahya, yang membenarkan kalimat dari Allah..."
3.
Surat Al Imran 45, "Ingatlah
ketika malaikat berkata: Ya, Maryam, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira
kepada engkau dengan kalimat dari padaNya (yakni seorang anak), namanya Almasih
"Isa anak Maryam." Terjemahan bahasa Inggeris menggunakan kata ganti
" whose" menunjukkan kata ganti orang lelaki dalam bahasa aslinya
Arab. Terjemahan bahasa Indonesia lebih mengena dengan menggunakan "yakni
seorang anak" (whose) untuk "kalimat" (a word). Hal ini
menunjukkan satu kenyataan bahwa "kalimat" yang digunakan di sini,
bukan berarti kalimat dalam bahasa sehari-hari tetapi menyatakan seorang
pribadi. Anda juga akan menemukan hal ini diterangkan dalam perkataan dari
salah seorang sarjana Muslim (Al Shaikh Muhyi Al Din al " Arabi), yang
berkata:" Kalimat adalah Allah dalam hakekatnya...dan Ia adalah tidak lain
dari satu pribadi ilahi" ( dalam buku "Fusus al Hukm", bagian
II, hal.35). Dia juga berkata bahwa "kalimat" adalah pribadi ilahi
(hal.13).
Bukankah hal ini sama benar dengan
apa yang dikatakan mengenai Al-Masih dalam Injil Yohanes? "Pada mulanya
adalah Firman (kalimat); Firman (kalimat) itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman (kalimat) itu adalah allah...Firman (kalimat) itu telah menjadi
manusia" (Yohanes 1:1,14). Terjemahan bahasa Arab dari ayat ini dalam
kecocokannya dengan tulisan asli dalam bahasa Yunani) menggunakan istilah yang
sama, "kalimat" dengan kata ganti orang ketiga yang menunjuk padanya.
Kalimat menunjuk pada satu pribadi. Hal ini jelas dari perincian-perincian
Yohanes: "Firman (kalimat) itu adalah Allah" dan Firman (kalimat) itu
telah menjadi manusia."
KESAKSIAN AL QUR'AN TENTANG ROH KUDUS
Ada banyak ayat Al Qur'an yang
menyebutkan bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah dan hal itu menyokong keterlibatan
Al-Masih dalamnya. Hal tersebut nampak jelas seperti berikut ini: Surat Al
Maidah 110, "Hai "Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu
dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkan engkau dengan roh suci...., Engkau
bercakap-cakap dengan manusia dalam buaian (masih bayi) dan ketika
dewasa."
Sarjana theologia Al Shaikh Muhammad
al Hariri al Bayyuni berkata, "Roh Kudus, adalah Roh Allah" ("Kitab
al Ruh wa Mahiyyatuha," hal.53).
Saudaraku, dari apa yang telah
dipaparkan itu, baik dari kesaksian Al-Qur'an maupun teolog-teolog Islam
tentang pengakuan iman Ketritunggalan yang kepadanya kami umat Kristen percaya,
sesungguhnya telah menjadi jelas.
PASAL III NAMA-NAMA TRITUNGGAL KUDUS
B a p a
A n a k
R o h K u d u s
A n a k
R o h K u d u s
Kita telah belajar dari pembahasan yang sebelumnya bahwa
Kekristenan percaya pada satu Allah, yang ada di dalam Tritunggal; pribadi
Allah, Kalimat-Nya dan Roh Kudus. Tritunggal ini mempunyai nama lain: Bapa
(pribadi Allah), Anak (Kalimat Allah), dan Roh Kudus (Ruh Allah).
Beberapa orang yang tidak mengerti membuat sanggahan atas
pemberian nama ini karena mereka beranggapan bahwa itu berarti memperanak dan
hubungan seksual. Allah melarang Kekristenan dari pengertian demikian! Oleh
karena itu kita perlu meluruskan maksud penamaan ini.
BAPA
Bagi umat Kristen arti dari kata Bapa, tidaklah mengandung
arti ayah secara jasmaniah. Pertama, hal ini mengandung arti pelukisan. Allah
adalah sumber dan Pencipta semua makhluk. Karenanya Dia disebut Bapa dari semua
ciptaan, khususnya ciptaan yang berakal budi. Seperti yang dikatakan oleh nabi
Musa, "Bukanlah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan
menegakkan engkau? (Ulangan 32:6) atau seperti kata nabi Yesaya, "..Ya
TUHAN, Engkaulah Bapa kami!" (Yesaya 64:8). Dalam Perjanjian Baru Paulus
menyatakan "bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari
padaNya berasal segala sesuatu dan untuk Dia kita hidup" (I Korintus 8:6).
Kata bapa dalam konteks ini dinyatakan dalam banyak cara sama dengan dalam
Bahasa Arab "Bapa penuh rahmat" (Abu al Khair Abu al Barakat) dan
"Allah Bapa" (Abu al Fadl), dll. Kesemuanya ini tidak dapat dipahami
dari sudut hubungan jasmaniah atau hubungan orang tua tetapi dari sudut metapor
(lambang).
Kedua, ada terkandung pengertian hukum. Dalam kasus
mengangkat anak, kata bapa tidak berarti bahwa seorang bapa tersebut
memperanakkan anak angkat tersebut, tetapi ia menerimanya sebagai anak dan
memberikan kepadanya semua hak-hak menurut hukum. Dia memandang dirinya
bertanggung jawab dan berkewajiban kepadanya seperti seorang bapa sesungguhnya.
Rasul Paulus membicarakan hal ini, " Tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu Anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru; "ya Abba; ya
Bapa"!" (Roma 8:15) dan dalam Galatia 4:5, ia menggunakan istlah
"supaya kita diterima menjadi anak." Dengan demikian kebapaan Allah
dalam mengangkat kita sebagai anakNya didasarkan atas hak-hak ilahi yang legal.
Ketiga, ada pengertian pokok. Ini merupakan arti yang hanya
dapat ditujukan pada Tritunggal Allah. Biarlah Dia ditinggikan! Sebagaimana
sebuah kalimat keluar dari mulut, anak keluar dari Bapa sebelum dunia ini
dijadikan. Al-Masih yang adalah Anak telah menjadi manusia melalui Maria yang
diberkati karena Dia yang dari mulanya adalah roh dari Allah yang Roh adanya.
Hal ini dinyatakan dalam Injil Yohanes, "Dan kita telah melihat
kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yohanes 1:14). Al-Masih melihat Allah
sebagai BapaNya, dalam keunikan ini, satu arti penting yang tidak dapat
diterapkan pada siapa saja. "Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa,
dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak
itu berkenan menyatakannya" (Matius 11:27).
Akhirnya, ada terdapat pengertian rohani. Sesudah Allah
mencurahkan RohNya dalam hati semua orang percaya melalui AnakNya, mereka
dilahirkan kembali, suatu kelahiran rohani. Mereka diyakinkan dan bertobat oleh
pribadi yang sangat bersahabat, yakni Roh ilahi. Orang-orang percaya ini
"Orang- orang yang diperanakkan bukan dengan darah atau dari daging, bukan
pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah."
(Yohanes 1:13). Al-Masih yang telah mengajarkan kita untuk berseru, "Bapa
kami yang di sorga. Dikuduskanlah namaMu." (Matius 6:9). Bukanlah hak
setiap orang untuk menyebut dirinya anak Allah dan menyapa Allah sebagai
Bapanya, kecuali ia telah mendapatkan pengangkatan anak yang legal. Pengurapan
Roh Kudus menyatakan kepada kita nama Allah Bapa. Kami tidak percaya pada
kebapaan Allah dari pengertian jasmani, tetapi dalam kemurnian kekudusan, kami
percaya pada kelahiran Al-Masih dan turunnya Roh Kudus dan pemenuhan-Nya pada
orang-orang percaya.
ANAK
Apabila kita mengatakan bahwa
Al-Masih adalah Anak Allah, tidak berarti bahwa Al-Masih datang dengan cara
lewat hubungan perkawinan. Anak tidak dimaksudkan sebagai satu hubungan jasmani
atau kelahiran melalui hubungan suami isteri. Kami hanya dapat mengatakan
Al-Masih adalah Anak Allah untuk menunjukkan bahwa Dia sesungguhnya datang dari
Allah. Dia tidak dihubungkan dengan bapa jasmani karena Dia dihubungkan kepada
Allah. Istilah anak sebagai mana digunakan pada bahasa yang lazim, dalam Al
Qur'an, dan dalam pembicaraan yang bersifat nubuat tidak menunjukkan keturunan
jasmani.
Anak dalam Bahasa yang lazim.
Dalam banyak ungkapan bahasa, istilah anak tidak digunakan
untuk menunjukkan keturunan jasmani. Sebagai contoh, kita sering mengatakan
para siswa sebagai anak-anak pengetahuan; warga negara sebagai putera bangsa;
seorang Mesir sebagai anak Nil dan seorang Arab sebagai anak gurun.
Anak sebagaimana digunakan dalam
Al-Qur'an.
Istilah anak kadang-kadang digunakan
dalam Al-Qur'an tidak dengan pengertian keturunan jasmani.
Surat Al Baqarah 215 - "Apa-apa yang kamu nafkahkan
dari harta, maka untuk dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang berjalan." Para penafsir berkata bahwa
orang-orang berjalan (Ibn Al Sabil) menunjukkan pengembara. Al Iman Al Nasafi
dan Shaikh Hasanayn Makhluf berkata, "Dia disebuat seorang pengembara (Ibn
al Sabil) untuk yang tetap mengembara di jalan." (Al Nasafi, Commentary
(Tafsir) bagian!. Hal.86 dan Shaikh Hasanayn Makhluf, "Sufuwwat al Bayan
li Ma ani al Kuran" bagian 1.Hal.80).
Anak dalam Tradisi Muslim.
Dalam satu tradisi Muslim yang
berasal dari Allah (Hadis Kusdsi), dinyatakan, "Orang kaya adalah
agen-agenku dan orang miskin adalah anggota keluargaku (putera-puteraku)."
Apakah dengan begitu kita artikan bahwa Allah beristeri dan memperanakkan
anak-anak yang adalah orang miskin?! Tentu saja tidak!
Oleh karena itu, istilah putera
Allah tidak berarti hasil hubungan dalam pengertian manusia, tetapi ungkapan
ini dimaksudkan untuk sifat atau hubungan Al-Masih dengan Allah, dan sama
sekali bukanlah ketidak-setiaan atau mempersekutukan dengan Allah. Karena
keanakan berasal dalam kebapaan Allah. Allah adalah Bapa dan Al-Masih adalah
Anak, hanya dalam satu cara yang khusus, dengan arti yang unik yang tidak dapat
diterapkan pada yang lain.
ROH KUDUS
Seperti yang baru saja dibahas, Roh
Kudus adalah Roh Allah dan disebut dalam Al Qur'an dalam banyak tempat.
Surat Yusuf 87 - "Sesungguhnya
tiadalah yang berputus-asa daripada rahmat Allah, melainkan kaum kafir."
Terjemahan dalam bahasa Inggeris nampaknya lebih tepat. " Do not despair
of Allah"s spirit; none but unbelievers despair of Allah"s spirit",
yang dapat diterjemahkan sebagai "Janganlah mendukakan roh Allah,
melainkan kaum kafir yang mendukakan roh Allah".
Surat Al Bakara,87 dan 253 -
"Kami berikan kepada Isa anak Maryam beberapa keterangan, ..dan kami
kuatkan dia dengan ruh suci.."
Al Imam al Nasafi berkata
"dengan Roh Kudus artinya, roh yang dikuduskan ..... atau nama Allah yang
akbar" (Al Nasafi, Tafsir bagian I, hal.56).
Surat Al Maidah 110 - "Hai
"Isa anak Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu,
ketika Aku menguatkan engkau dengan ruh suci."
Al Sayyid "Abdul Karim al
Djabali ber- kata tentang Roh Kudus bahwa Roh Kudus itu tidak diciptakan, dan
apa yang tidak diciptakan adalah kekal dan yang kekal hanyalah Allah sendiri
(Madjallat Kulliyyat al Adab (Magazine of the Colledge of Arts) 1934.
Al Shaikh Muhammad al Harira al
Bayyumi berkata, "Roh Kudus adalah Roh Allah dan Roh Allah tidak
diciptakan ("Al Ruhwa Mahiyyatuha" - The Spirit and Its Nature -
hal.53).
Inilah Tritunggal kudus dalam Allah
yang mahaesa yang kepadanya kami percaya, dan di sinilah rahasianya dengan
menamakannya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Bapa adalah nama dari kebapaan Allah yang hakiki.
Anak adalah nama dari Kalimat (Firman) Allah yang sudah menjelma menjadi manusia.
Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri.
PASAL IV TRINITAS PALSU
Trinitas
dari Sekte Maryamiyya
Sikap orang Kristen terhadap Trinitas palsu
Sikap Islam
Sikap orang Kristen terhadap Trinitas palsu
Sikap Islam
Paham Trinitas Sekte Maryamiyya
Sebelum Islam dimulai pada abad ke 5
Masehi, satu paham yang sesat telah muncul. (Satu paham yang sesat adalah satu
ketidak-benaran dan ajaran yang aneh dari seorang kafir atau sesat). Penganut
paham ini berasal dari orang kafir yang memeluk agama Kristen. Sebagai orang
kafir mereka biasanya memuja planet Venus dan menyebutnya "ratu
surga". Setelah memeluk agama Kristen mereka berusaha mempersekutukan apa
yang disembah mereka dahulu dengan paham Kristen. Mereka menganggap Mariam
sebagai "ratu surga" sebagai ganti Venus. Demikianlah mereka
menamakan diri penganut- penganut paham Maryam. Mereka kemudian percaya bahwa
ada tiga allah: Allah, Maryam dan Al-Masih.
Sikap Umat Kristen Terhadap Trinitas Palsu
Gereja Kristen langsung berjuang
menentang aliran sesat (bidat) ini sesaat ajaran itu muncul, menentang
ajarannya, dan mencabut mereka dari persekutuan iman dan mengucilkan semua
pengikut-pengikutnya. Di akhir abad ke 7 Masehi, paham ini telah dihapuskan dan
penganut-penganutnya lenyap seluruhnya. Gereja menegaskan lagi keyakinannya
yang paling kudus bahwa Maryam hanyalah seorang manusia dan bukan dewi. Gereja
terus menerus menegaskan bahwa Allah itu satu adanya, satu dalam hakekat, yang
berfirman (kalimat), dan hidup dalam Roh. Firman (kalimat) Allah tinggal dalam
tubuh Al-Masih. "Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia
yang menyatakan diriNya dalam rupa manusia" (I Timotius 3:16).
Sikap Dari Islam
Tatkala Islam muncul pada abad ke
VII mereka juga mendapatkan beberapa pengikut paham Mariamis sebelum paham ini
lenyap seluruhnya. Islam menentang keras paham mereka dan trinitasnya (yang
bukan Trinitas Kristen). Hal ini jelas dari ayat-ayat berikut ini:
Surat Al Maida 116 - "Ingatlah
ketika Allah berfirman; "Ya " Isa anak Maryam, adakah engkau katakan
kepada manusia; Ambillah aku dan ibuku menjadi Tuhan, selain dari pada
Allah.?"" Sudah jelas bahwa penolakan disini dimaksudkan menentang
pengikut sekte Mariam yang mengatakan bahwa Maria adalah satu dewi, yang juga
disangkal oleh Kekristenan.
Surat Al An"am 101 - "Yang
menciptakan langit dan bumi. Bagaimanakah akan ada bagi-Nya anak, sedang Dia
tidak mempunyai isteri?" Demikian juga, ayat ini ditujukan pada penganut
paham Mariam yang mengajarkan bahwa Maria adalah satu dewi, bahwa ia menjadi
isteri Allah, dan melalui dia Allah memperanakkan seorang anak.
Surat Al Ikhlas 1-4, "Allah
yang dituju untuk (meminta hajat). Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan (berbapa). Dan tidak ada satupun yang menyerupaiNya. Ini merupakan
jawaban terhadap paham Mariam yang yang berintikan "Adanya tiga
allah" - Bapa, ibu dan anak, dan anak disini merupakan hasil hubungan
jasmani."
Surat Al Maidah 73 -
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah,
(Tuhan) yang ketiga dari tiga. Padahal tak adalah Tuhan, kecuali Tuhan yang
Esa." Hal ini menegaskan apa yang sudah dikemukakan dan bantahan terhadap
inti ajaran Mariam - tentang adanya tiga allah!
Anda dapat melihat dengan jelas
melalui bahasan ini bahwa sebenarnya Islam tidak menyerang keyakinan Kristen
bahwa Allah adalah Esa. Dia mempunyai satu sifat, menyampaikan Firman
(Kalimat), hidup dalam Roh, seperti yang dikemukakan Al Qur'an,
"Sesungguhnya Al-Masih, "Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan
kalimat-Nya, ..beserta roh dari pada-Nya" (Surat An-Nisa" 171).
Tetapi Islam menyerang trinitas yang lain, yakni trinitas paham Mariamis.
Mereka menyerang yang memandang Maria yang diberkati itu sebagai dewi yang
melahirkan Al-Masih dengan cara hubungan jasmaniah setelah Allah menikahinya.
Kekristenan sangat membenci dan
sungguh-sungguh menentang pemikiran ini dan mengucilkan pengikut-pengikutnya.
Karena dasar keyakinan Kekristenan, yakni percaya pada satu Allah dalam satu
Ketritunggalan; Bapa, Firman (Kalimat) dan Roh Kudus.
PASAL V CAHAYA KARUNIA
Bukti
Roh
Pengelompokan dalam Kegelapan
Karunia Ilham
Kasih yang Berkelimpahan
Cahaya Iman
Bukti Yang Agung
Pengelompokan dalam Kegelapan
Karunia Ilham
Kasih yang Berkelimpahan
Cahaya Iman
Bukti Yang Agung
BUKTI ROH
Pembaca yang budiman, sejauh ini
pembahasan telah disampaikan dengan bukti-bukti yang logis dan masuk akal dalam
melihat kebenaran Ketritunggalan dan monotheisme dalam iman Kristen. Dengan
kata lain, hikmat manusia telah digunakan sebagai dasar pembahasan. Namun,
rasul Paulus memperlihatkan kepada kita bahwa iman tidak hanya oleh hikmat
manusia, tetapi adalah bukti dan kuasa roh. Dia berkata, "Baik perkataanku
maupun perbuatanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan
tetapi dengan keyakinan akan kekuatan roh, supaya iman kamu jangan tergantung
pada hikmat manusia, tetapi kepada kekuatan Allah" (I Korintus 2:4,5).
Oleh sebab itu maafkanlah saya, sahabat yang budiman, karena istirahat sejenak
dalam menggunakan hikmat manusia dan perkenankanlah saya menyampaikan kepada
anda tentang bukti dari roh dan kuasa. Bukti dari roh terletak dalam hati dan
bukan dalam akal budi. "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan
dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan" (Roma 10:10). Iman hati
adalah akibat dari kasih karunia yang menerangi hati manusia dan memberikan
kepadanya rahasia iman, kasih Allah, dan karya-Nya yang akbar bagi dia. Hal
inilah yang menjadikan Dia mengambil rupa manusia dan berjalan menuju Kalvari,
memikul salib yang hina itu untuk menebus orang-orang berdosa seperti saya ini.
Saudara yang budiman, tahukah anda bahwa Tuhan telah siap untuk menyinari hati
anda agar menyatakan kepada anda kemuliaan-Nya, karena Dia sungguh mencintai
anda tanpa memandang dosa-dosa anda, kejahatan anda, dan penghujatan anda
kepadaNya. Ia telah siap untuk mengampuni, memaafkan dan melupakan dosa-dosa
anda. Datang saja kepadaNya dalam pertobatan dan penyerahan diri. Serahkanlah
hati dan hidup anda kepadaNya. Anda dapat yakin sepenuhnya bahwa Dia tidak akan
menolak anda. Dia berkata dalam janji-Nya yang benar, "Barangsiapa datang
kepadaKu, ia tidak akan Kubuang" (Yohanes 6:37). Datanglah kepadaNya dan
buanglah semua dosa anda di hadapan-Nya, dan Dia akan menyucikan anda dari
semua dosa anda. "Dan darah Al-Masih, anakNya itu menyucikan kita dari
segala dosa" (I Yohanes 1:7). Berdoalah padaNya, "Oh Tuhan, angkatlah
kegelapan dari hatiku; terangilah langkahku; tunjukkanlah kepadaku jalanMu;
lindungilah aku dari yang jahat, agar tidak menggangguku."
Saudara yang budiman, selanjutnya
saya akan memaparkan beberapa kenyataan rohani yang saya harap akan digunakan
Allah untuk menyelamatkan jiwa anda dan akan menjadi satu berkat untuk hidup
anda. Amin.
PENGELOMPOKAN DALAM KEGELAPAN
Tidak dapat disangsikan bahwa
percaya pada akal budi saja untuk mengerti kenyataan- kenyataan iman adalah
mustahil. Ilham ilahi berkata, "Dapatkah engkau memahami hakekat Allah,
menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit - apa
yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang kau dapat
ketahui? (Ayub 11:7-8).
Bagaimana mungkin satu pikiran yang
terbatas ini mengerti Allah yang tidak terbatas? Orang berbudi berkata,
"Engkau menyelidiki Tuhan yang mengatur segala yang ada tetapi engkau
tidak akan pernah memahami rahasia hikmat-Nya, karena engkau tidak akan pernah
mengetahui dalamnya hati manusia, dan pikiran-pikirannya, karena itu bagaimana
engkau menyelidiki Allah yang mencipta segala yang ada dan bagaimana engkau
mengetahui rencananya dan mengerti pikiran-pikiranNya?" Kata-kata rasul
Paulus menegaskan, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan
Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami
jalan-jalanNya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?" Atau
siapakah yang pernah menjadi penasihatNya? (Roma 11:34-35). Seandainya ada
beberapa orang yang tidak menyadari hal ini, maka mereka akan tersesat dari
iman dan hilang dalam kegelapan pekat. Berikut ini beberapa contoh dari bidang
filsafat, Kekristenan dan Islam.
Filsafat
Filsafat berdasarkan pikiran dan
membicarakan hal-hal yang abstrak, sebab itu kita temui pertentangan-
pertentangan dan perbedaan-perbedaan di antara usaha para filsuf (ahli pikir)
itu sejak berabad-abad lamanya. Di antara filsuf-filsuf itu ada orang beriman
ada yang tidak beriman. Pemikir bangsa Inggeris Carlyle (1795- 1881) merupakan
satu contoh dari pengelompokan manusia dalam kegelapan pikiran manusia. Mulanya
Carlyle adalah seorang beriman. Kemudian ia membaca filsafat Hume dan lain-lain
yang bersifat skeptis. Dia diyakinkan oleh pandangan-pandangan mereka dan
imannyapun lenyap. Sementara ia masih berkemauan untuk menyelidiki dan meneliti
dengan cermat, dia membaca Shiller, Goethe dan Fichte dan dicegah oleh
pandangan mereka, ia berubah sikap dan kembali pada iman. Setelah kembali pada
iman, Carlyle menjadi yakin akan kenyataan kekal ini, yang telah dibuktikannya
melalui pendalaman dan penyelidikan yang panjang: "Pikiran bukan lagi
sumber pengetahuan yang benar, dan hati telah menjadi sumber itu." (Yusuf
Karam, History of Modern Philosophy, hal.322).
Kekristenan
Banyak penganut aliran sesat, yakni
orang-orang yang telah meninggalkan iman Kristen, ingin memusatkan
kenyataan-kenyataan iman pada ukuran akal budi. Mereka membuang diri mereka
pada satu keadaan yang sungguh berbahaya. Mereka adalah Arius, Makedonius dan
Nestorius. Arius tidak menerima kemungkinan penampakan Allah dalam satu tubuh
manusia. Ia menyangkal akan keilahian Al-Masih. Kemudian bapak-bapak gereja dan
seluruh pimpinan gereja dari seluruh dunia mengadakan satu sidang dan
membicarakan masalah ini berdasarkan ajaran-ajaran Kitab Suci. Mereka menghukum
dan membuang Arius. Mereka menolak ajarannya karena bertentangan dengan iman.
Islam
Banyak sekte-sekte muncul dalam
Islam dengan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, Al Khawaridji, Al
Shia dan Al Nusayriyya menganggap Ali ibnu Talib menjadi allah.
Al Djabriyyah, Al Mutazila dan Al
Kadariyya menyangkal kwalitas Allah. Al Asha"ira al Mutridiyya, Al
Zaidiyya, al Imamiyya dan al Isma"iliyya, berkata bahwa dunia ini
mempunyai dua direktur. Direktur pertama adalah Allah dan yang kedua adalah
jiwa, dan mereka mengijinkan masalah-masalah di luar hukum.
Al Baha"iyya memandang pemimpin
mereka adalah Baha"Allah, suatu allah. Kaum Druz menganggap "Al Hakim
bin "Amir Allah al Fatimi" sebagai allah.
Bukankah ke semuanya ini menyatakan
bahwa akal budi sangat membutuhkan cahaya rahmat dan cahaya iman?
KARUNIA ILHAM
Tidak seorangpun yang sanggup
mengenal Allah dengan kekuatan, akal budi atau hikmatnya sendiri. Masalah ini
sangat membutuhkan pernyataan ilahi agar dalam kegelapan pikirannya, manusia
dapat mengetahui rahasia yang tersembunyi dari terbatasnya pikiran manusia.
Beberapa filsuf memahami pentingnya rahmat ini dan menyebutnya teori
pencerahan. Seorang filsuf pernah berkata: "Adalah mungkin mengenal Allah
dengan mensyukuri terang dari Allah. Allah adalah guru yang tersembunyi. Dia
adalah terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap manusia di dalam dunia
ini." (Yusuf Karam, History of European Philosopy in the Middle Ages,
hal.32).
Alkitab membicarakan dua masalah
ini: ketidakmampuan manusia dan kebutuhan akan ilham. Alkitab menggambarkan
ketidakmampuan akal budi memahami hal-hal ilahi dalam kitab Ayub.
"Tingginya seperti langit - apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi
dunia orang mati - apa yang dapat kau ketahui? Lebih panjang dari pada bumi
ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera" (Ayub 11:8-9). Ayub juga
berkata, "Selidikilah Tuhan, penguasa segala yang ada, maka engkau tidak
akan mengerti rahasia hikmatNya.... Bagaimana engkau menyelidiki Allah dan dan
mengetahui pikiranNya dan memahami rancanganNya. "Rasul Paulus berkata:
"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak
terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!
Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi
penasihatNya!" (Roma 11:33-34). Sesungguhnya sudah jelas bahwa manusia
tidak mampu mengenal hal-hal mengenai Allah.
Kita sangat membutuhkan rahmat ilham
itu atau "terang Allah" untuk mengungkapkan kepada kita rahasia
hikmatNya, seperti yang dikatakan dalam Alkitab, "Dan memberitakan
kepadamu rahasia hikmat" (Ayub 11:6).
Saudaraku yang budiman, Allah siap
untuk menyatakan diriNya kepada anda. Anda dapat melihat hal ini dalam doa
Al-Masih, "Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi karena
semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi
Engkau nyatakan kepada orang kecil" (Matius 11:25). Barangkali anda dapat
menangkap dari doa ini bahwa cahaya rahmat dinyatakan pada orang sederhana yang
digambarkan sebagai "orang kecil". Mereka yang rindu memahami rahasia-rahasia
tersebut dengan akal budi dan hikmat tidak akan mencapai pengertian. Allah Bapa
telah menyatakan rahasia iman ini kepada rasul Petrus. Petrus berkata,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup," dan Al-Masih
menjawabnya, "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia
yang menyatakan hal itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga" (Matius
16:16-17).
Saudaraku, Al-Masih sendiri bersedia
menyatakan sifatNya kepada anda dan menyatakan rahasia iman. Dia berkata,
"Dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan
siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan
hal itu" (Lukas 10:22). Anak menyatakan rahasiaNya dengan murah hati
kepada rasul Paulus. Paulus berkata, "Karena aku bukan menerimanya dari
manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya
oleh pernyataan Al-Masih" (Galatia 1:12).
Roh Kudus dalam rahmatNya yang penuh
sekarang ini sedang giat dalam dunia menyatakan jalan iman kepada setiap orang,
agar ia dapat menikmati persekutuan rahmat dan mengenal Tuhan dengan baik. Hal
inilah yang dijelaskan rasul Paulus dengan berkata, "Sungguhpun demikian
kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat
yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini,
yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah
hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah
disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya,
sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang
mulia. Tetapi seperti ada tertulis: "Ada yang tidak pernah dilihat oleh
mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi
Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakan oleh Roh, sebab Roh
menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
Siapa gerangan di antara mereka yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri
manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah
tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh
Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya
kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan
hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai roh, kami berkata-kata tentang
karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh
hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia
tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai
oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga
ia dapat menasehati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Al-Masih" (I
Korintus 2:6-16).
Ayat-ayat ini menjelaskan kepada
anda satu pokok yang sangat penting dan mendasar; adalah perlu mengubah manusia
duniawi menjadi manusia rohani supaya dia dapat menerima dan mengetahui seluk
beluk Allah. Mohonlah kepada Tuhan untuk menginsafkan anda dan menyatakan
diriNya kepada anda, dan pasti Dia akan menjawabnya karena Dia rindu agar semua
manusia diselamatkan dan sampai pada pengenalan akan kebenaran.
KASIH YANG BERKELIMPAHAN
Seorang filsuf yang terkenal
berkata: "Manusia tidak mampu dengan kekuatan alamiahnya untuk mencapai
sifat Allah, tetapi Allah, Dialah yang menarik manusia datang kepadaNya dan
membangkitkan membangkitkannya pada satu kecemerlangan yang tidak dapat
dipahami oleh akal budi" (Yusuf Karam, History of European Philosophy in
the Middle Age, p.54). Kenyataannya tidak seorangpun dapat datang kepada Allah
kecuali ditarik olehNya.
Seperti yang dikatakan Al-Masih,
terpujilah namaNya, berkata, "Tidak seorangpun yang dapat datang kepadaKu,
jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa." Ketika puteri Salomo mengetahui
rahasia ini ia berseru, "Tariklah aku dibelakangmu, marilah kita pergi
cepat-cepat" (Kidung Agung 1:4). Tuhan menarik kita pada diriNya dengan
kasih dan sayangNya. Ketika jiwa manusia teringat akan kepenuhan kasih Allah
untuknya, maka ia akan diliputi sukacita oleh kasihNya; rasul Yohanes berkata, "Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (I Yohanes 4:19).
Belumkah anda sadar akan kasih Allah
yang telah dikerjakan bagi anda? Rasul Paulus berkata, "Akan tetapi Allah
menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Al-Masih telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa" (Roma 5:8). Kasih telah menyebabkan Dia
mengambil satu tubuh manusia dan berjalan di jalan menuju Kalvari, sambil
memikul salib, untuk membayar semua hutang saya dan anda. Hukuman dosa yang
selayaknya menjadi bagian kita adalah maut. Dengan satu rahasia rohani yang
mulia, Al-Masih memasuki kubur yang menakutkan itu dan memadamkan api yang
menyala-nyala, dan membukakan pintu harapan kepada kita dan jalan kemuliaan.
Ketika Dia mengalahkan kuasa maut dan rantai dosa melalui kebangkitanNya, Dia
pergi membawa kasih yang agung untuk menyiapkan satu tempat bagi kita dalam
kerajaanNya yang akan diberikannya dengan senang hati kepada kita (Lukas
12:32). Kekasih itu akan segera datang menjemput kita, "Supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada" (Yohanes 14:2-3).
O, kasih ilahi! Sungguh satu hak
istimewa yang besar telah diberikan kepada kami dan martabat mulia telah di
berikan, dan dengan kasih yang luhur engkau telah menarik kami. Saudaraku, anda
tidak akan mengenal Allah kecuali melalui kasih. Ibadah bukanlah sekedar
ajaran-ajaran, keyakinan, teori atau tugas-tugas agama, tetapi itu adalah kasih
yang sungguh pada tingkat yang tertinggi. Allah bukanlah satu
"gambar" yang dibuat atau dikhayalkan oleh pikiran-pikiran manusia.
Dia tidak dapat disimpulkan oleh orang soleh dan analisa akal budi dengan
teori-teori para ahli pikir (filsuf) dan ahli-ahli teologia dalam batas-batas
pandangan dan pengertian mereka. Tetapi seperti yang dikatakan oleh rasul,
"Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap
berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (I Yohanes 4:16). Sudahkah
hati anda diikat dengan kasih Allah? Sahabatku yang budiman, janganlah
disusahkan oleh teori-teori dan perdebatan-perdebatan, tetapi cukup melakukan
apa yang dikatakan orang kudus Agustinus, "Mengasihilah dan lakukanlah apa
yang anda kehendaki, karena Allah itu kasih adanya".
CAHAYA IMAN
Apabila kasih karunia menerangi hati
manusia, dia akan diterangi oleh cahaya iman. Tidaklah mungkin bagi manusia
mencapai iman yang benar tanpa terang kasih karunia, seperti yang ditegaskan
Alkitab dalam Yesaya 60:1-3, "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab
terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya,
kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang
TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaannya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa
berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit
atasmu."
Rasul Paulus berkata, "Sebab
Allah yang berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!" Ia juga
yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang
dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Al-Masih"
(II Korintus 4:6).
Demikianlah kasih karunia bersinar
dan Saul diterangi dengan cahaya iman, dan kemudian dia menjadi rasul Paulus,
pemikir Kekristenan.
Kasih karunia juga bersinar dalam
hidup Shaik Mikha"il Mansur. Selanjutnya merupakan ringkasan tentang apa
yang ditulis oleh adiknya, Shaikh Kamil Mansur tentang dia. Mikha"il, anak
Mansur, dilahirkan di kota Suhadj pada bulan Maret 1871. Ia menerima pendidikan
agama dari pemimpin-pemimpin agama. Sesudah pendidikan ini dia menghabiskan
setiap malam menyelidiki rahasia-rahasia ilahi.
Pada tahun 1893 ia mendapatkan satu
ide untuk membahas agama Kristen, dan memohon ijin dari guru besarnya untuk
bersoal jawab atau berdebat dengan umat Kristen; tetapi dia tidak diijinkan,
karena takut nantinya mahasiswa ini akan menjadi besar kepala dan sombong. Pada
akhirnya ia memulaikan juga perdebatan dan soal jawab dengan orang-orang yang
mengerti agama, dan perdebatan seringkali begitu panjang dan hampa. Satu hari
ada seorang berkata kepadanya, "Setiap orang seharusnya memohon bimbingan
Allahnya, dan saya sarankan anda untuk memohon kepada Allah untuk membimbing
anda pada kebenaran," tetapi dia menghina kata-kata ini dengan mengatakan
kepadanya, "Apakah saya ragu dengan iman saya? Mustahil!" Namun
setelah meninggalkannya, ia merenungkan apa yang disarankan orang itu untuk
dilakukan, "saya sarankan anda memohon kepada Allah untuk kebenaran."
Kasih karunia Roh Kudus mulai bekerja dalam hatinya. Tingkat keraguan imannya
berkembang pada tingkat sehingga ia nampak sebagai seorang yang diganggu karena
gangguan jiwa. Ia nampak pucat dan mulai menyerahkan dirinya membaca Kitab
Suci, mencari kebenaran ilahi....Sesudah satu jangka waktu, tanda-tanda
kesenangan dan sukacita nampak diwajahnya karena cahaya Penebus telah
mengalahkannya dan matahari kebenaran telah menerangi jiwanya.
Al-Masih dengan dalam kemuliaan
nampak kepadanya dalam kasihNya yang luar biasa, prinsip-prinsip yang agung,
dan keindahan ajaran-ajaranNya. Dia belajar bahwa hanya Al-Masih jalan,
kebenaran dan hidup, dan manusia adalah berdosa, bodoh, dan diperhamba, dan
hanya dapat diselamatkan oleh Al-Masih. Ingatan saya telah melupakan banyak
hal. Namun, saya tidak dapat dan tidak akan melupakan kesukaan yang luar biasa
yang memenuhi hatinya, kebahagiaan yang luhur yang terpancar dari wajahnya, dan
air mata yang membasahi pakaiannya karena kesukaan yang luar biasa itu, sewaktu
pertama kali saya bertanya kepadanya tentang Injil. Benar sekali untuk
mengatakan bahwa pada awalnya, saya sendiri merasa malu dengannya, terkadang
saya mohon orang lain mendoakannya, agar dia dapat berubah dan berbalik lagi.
Sering saya mencari orang-orang pintar dan terpandang dalam pendidikan untuk
dibawa kepadanya agar mereka dapat menyadarkan dia kembali. Pernah juga saya
menemui beberapa dukun untuk melayani dia. Tetapi yang saya temui bahwa dia
tetap teguh bagaikan gunung tinggi dalam Al-Masih, dan menemukan bahwa setiap
aniaya dapat ditanggung dalam kasihNya. Saya terus dengan sungguh
mempertimbangkan apa rahasianya. Saya tahu dengan pasti bahwa dia tidak
mempunyai maksud duniawi. Kesetiaannya kepada Kekristenan telah jelas bagi
saya; dan demikian juga, saya menemui diri saya di dorong untuk meminta Kitab
Injil darinya, demikianlah ia memberikannya dengan suka-cita. Kami bersyukur
kepada Allah karena telah memakai dia membimbing banyak orang berdosa, dan yang
pertama di antara mereka adalah saya sendiri, bagi kemuliaan Penebus itu."
BUKTI YANG AGUNG
Apabila manusia ditarik oleh kuasa
kasih karunia pada lipatan iman, maka dia tidak lagi membutuhkan satu bukti
atau satu bukti logis untuk menguatkan kebenaran-kebenaran iman, karena
kesaksian itu sudah ada dalam hatinya, karena ia menyadari bahwa Allah hidup
dalam dia, dan Dia telah mengubah hidupnya. Ia tidak lagi mencari Allah di luar
dirinya. Agustinus, seorang ahli pikir (filsuf) yang terkenal setelah menerima
iman berkata, "Ya, aku telah menemukan dan memahamimu. O...., betapa
beruntungnya aku dan diberkatinya aku! Tadinya aku mencari engkau dari hal-hal
yang ada di luar! Tetapi semuanya hampa, karena aku menemui engkau dalam
jiwaku, dalam hatiku sendiri! Dan kini aku sedang memeluk Engkau dan melihat
Engkau." (Agustinus, Confessions).
Orang percaya (beriman) adalah dia
yang telah melihat Tuhan dan dilingkupi Tuhan dalam hidupnya yang dibuatNya
sungguh bertobat. Dia mengubahnya dari manusia yang penuh hawa nafsu, menjadi
seorang yang rohani, kudus dan menarik. Orang percaya melihat Tuhan dalam
hatinya yang sudah dibersihkan dari kotoran dosa, "Berbahagialah orang
yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Matius 5:8). Sesudah
pekerjaan kasih karunia, iman bukan lagi sekedar iman akal budi yang
mempercayai hal-hal yang tidak kelihatan, yang kekurangan kenyataan dan bukti,
tetapi adalah satu iman dari pengalaman, yang mengubah srigala menjadi seekor
anak domba; inilah bukti nyata yang paling akbar dari kebenaran iman itu.
Pengalaman orang Saleh Musa al Aswad
Orang saleh Musa al Aswad adalah
pembunuh sadis dan pemimpin dari satu kelompok bandit yang kafir. Kasih karunia
mulai menerangi hatinya. Kemudian ia menemui seorang bijaksana, orang beriman
yang sudah tua dan berkata kepadanya, "Saya dengar bahwa bapak adalah
penyembah Allah yang benar; itulah sebabnya saya lari dan menemui bapak, agar
Allah yang telah menyelamatkan bapak dapat menyelamatkan saya juga. Ceritakan
dan jelaskanlah kepada saya tentang Allah itu." Orang kudus itu bertanya,
"Apakah Allahmu?" Jawabnya, "Saya tidak mengenal satu Allah pun
kecuali matahari, sebab apabila aku memandangnya, saya temui bahwa ia menerangi
dunia dengan sinarnya; termasuk bulan dan bintang-bintang, yang memiliki
rahasia-rahasia aneh; juga lautan dan keperkasaannya...Tetapi kesemuanya itu
tidak memuaskan jiwaku, dan saya tahu bahwa ada Allah yang lain yang lebih
besar dari semuanya ini yang belum saya kenal. Saya berkata, "Ya, Tuhan!
Yang hidup dalam surga, yang mengatur semua ciptaan, bimbinglah hamba kepadaMu
sekarang juga, dan biarlah hamba mengetahui apa yang dapat memuaskanMu."
Itulah sebabnya saya menemui bapak, agar bapak dapat menjelaskan kepada saya
dan mendoakan saya kepada Allah agar Dia jangan menurunkan murkaNya kepada saya
karena perbuatan-perbuatan jahatku."(Archives of the Coptic Museum,
hal.496).
Orang saleh yang tua itu mulai
memberitakan firman Allah kepadanya, dan mengatakan kepadanya tentang
penghukuman, keselamatan dan kasih Allah pada orang-orang berdosa. Pekerjaan
kasih karunia disempurnakan dalam hatinya, dan Tuhan menyinari hatinya, dan air
mata pertobatan mengalir, dan wajahnya memancarkan cahaya iman. Musa al Aswad,
seorang biadab, menjadi seorang saleh, salah satu di antara tokoh-tokoh iman
yang besar.
Siapakah yang mengubah srigala ini
menjadi seekor anak domba? Sungguh satu pekerjaan kasih karunia yang luar
biasa. Siapakah yang membuat dia memahami iman? Allah menembusi hidupnya dan
lewat jamahan tanganNya yang Maha Kuasa itu telah mengubah dia secara
menyeluruh.
Pengalaman Jibran
Jibran dibesarkan dalam satu
keluarga yang fanatik dalam agama dan ayahnya bertanggung jawab mengajarkannya
asal mula agama. Sesaat sesudah ayahnya meninggal, pemuda ini membuang semua
pantangan dari latar belakang ini dan terjun dalam kejahatan. Untuk mengatasi
ini, keluarganya menempatkan dia pada satu asrama sekolah. Di sekolah itu ada
seorang siswa bernama Mikhael, yang sungguh menderita dalam perlakuan Jibran.
Ketika hari perayaan sekolah itu tiba, Jibran, karena ingin menyusahkan
Mikhael, merencanakan untuk membuat dia mengangkat semua kursi yang dibutuhkan.
Untuk itu ia membuat seolah-olah pimpinan sekolah yang memberikan perintah itu.
Kemudian ia menemui Mikhael, dan ia melihat dia sedang melompati tembok sekolah
dan masuk ke dalam hutan dekat sekolah itu. Menurut sangkanya, Mikhael ingin
menghindari tugasnya. Karena itu ia membuntutinya, dan melihatnya memasuki satu
tempat di mana ranting-ranting dibuat menjadi satu pondok kecil.
Dengan diam-diam Jibran bersembunyi
dibalik pohon agar menemuikan rahasia dibalik pondok ini. Tiba-tiba ia melihat
Mikhael menyalakan lilin kecil. Kemudian ia berlutut, dan Jibran mendengar dia
berbicara dengan suara rendah. Lalu ia melihat dia mengeluarkan sebuah buku
kecil dari kantongnya dan membacanya. Selesai membaca, Jibran melihat dia
mengangkat wajahnya ke depan, dan dia melihat air mata mengalir dari matanya
dan suaranya kedengaran seperti menangis. Sesudah itu ia mematikan lilin dan
kembali ke sekolah. Jibran mengikutinya dari jauh.
Ketika Mikhael memasuki sekolah,
Jibran membuntutinya dan mendekap kedua pundaknya dan bertanya kepadanya,
"Dari mana kau?" Jawabnya adalah, "Tadi saya menyembah Tuhan
saya." Katanya lagi kepadanya, "Engkau pembohong. Aku melihatmu dan
membuntutimu saat kau melompati pagar dan memasuki sebuah pondok kecil dan
mulai bernyanyi dan membaca kitab kecil, dan engkau menangis. Ini tanda-tanda
kesedihan." Mikhael menjawab dengan cepat, "Saya tidak sedih, dan
saya tidak bernyanyi, tetapi saya sedang bernyanyi untuk Tuhan. Apa yang saya
baca adalah Injil. Sesudah itu saya berdoa kepada Tuhan saya untuk mengampuni
dosa-dosa saya dan menolong dalam kehidupan saya." Jibran berkata,
"Dapatkah saya melihat Injil itu?" Dia memberikan Injil itu
kepadanya, tetapi Jibran sudah belajar dari ayahnya bahwa orang yang menyentuh
Injil dari umat Nasrani, maka tangannya akan lumpuh atau akan menjadi gila.
Tetapi pemandangan yang baru saja disaksikan Jibran telah mendorong dia untuk
mempelajari rahasia penyembahan ini yang mendorong manusia memasuki hutan dan
menyembah. Dia menjepit Injil dengan jari-jarinya, sambil berpikir seandainya
ia menjadi lumpuh, dia akan membuangnya dan menghindar dari bahaya. Tetapi dia
tidak merasakan sesuatu dari apa yang telah diajarkan itu, dan ia mengambil
Injil itu dan mohon izin Mikhael untuk membacanya. Jibran membaca Injil itu
semalaman tetapi ia tidak dapat mengerti apa-apa.
Saat matahari terbit ia mendapatkan
Mikhael dan membangunkannya dan bertanya tentang yang tidak ia pahami. Mikhael
mulai menjelaskan, tetapi tetap saja Jibran tak dapat mengerti. Lalu Mikhael
menutup kitab itu dan berkata kepadanya, "Secara singkat saya ingin
katakan kepadamu tentang isi kitab Injil."
Kebenaran pertama - Manusia adalah berdosa. Anda dan saya juga orang berdosa.
Kebenaran kedua - Hukuman bagi dosa-dosa kita adalah penderitaan kekal
di neraka. Kebenaran ketiga - Karena kasih-Nya, Allah mengutus untuk
menebus kita dari dosa, dan Dia telah disalibkan ganti kita. Kebenaran
keempat - Jika anda percaya ini dan bertobat dari dosa-dosamu maka Tuhan
akan menerima anda dan menyelamatkan anda dari api neraka yang kekal.
Kata-kata ini sederhana tetapi
diurapi dengan kasih karunia dan disampaikan dari pengalaman. Di sinilah tangan
Allah bekerja dalam hati Jibran, dan terjadilah mujizat. Wajah pemuda itu
bersinar, dan dia berkata, "Saya percaya," dan keduanya berdoa.
Peristiwa dan pengalaman silih berganti dalam hidup dari Jibran yang sesakitan
itu dan telah mengubah dia menjadi orang yang berhati lembut, hamba yang
diberkati di ladang Tuhan. Ia telah menjadi berkat bagi banyak jiwa yang
percaya dan orang lain.
Inilah pekerjaan ajaib dari kasih
karunia dan bukti yang akbar dari kebenaran iman kita yang kudus. Kerinduan
saya, agar Allah bekerja dalam hidup anda, sahabatku yang budiman, agar anda
dapat menjadi seorang anak Tuhan Allah, dan menjadi seorang saksi setia bagi
Tuhan yang telah mengasihi dan menebus kita dengan darahNya.
KESIMPULAN
Saudara yang budiman, barangkali
anda telah menangkap arti dari Tritunggal kami umat Kristen. Barangkali juga
anda sudah menjadi yakin bahwa kami tidak menyembah tiga allah. Kiranya
dijauhkan itu dari kami! Kami hanya percaya kepada satu Allah, berada dalam
diriNya, menyampaikan firmanNya (kalimatNya), dan hidup dalam RohNya. FirmanNya
(kalimatNya) berdiam dalam Maryam yang diberkati dan telah mengambil darinya
satu tubuh manusia, yakni Isa Al-Masih (Yesus Kristus), yang telah hidup di
bumi kita ini, dan telah mengerjakan dengan sempurna keselamatan kita.
Dalam buku kami yang kedua tentang
"Al-Masih Anak Allah", kami akan membahas secara rinci tentang iman
kami kepada Al-Masih yang hidup, dan rahasia inkarnasi (penjelmaan) ilahi. Buku
yang kedua itu mirip seperti buku ini.
Saudara yang budiman, saya berdoa
kepada Tuhan agar menjadikan terangNya bersinar dalam hati anda, untuk
menyatakan kepada anda rahasia ajaib ini, karena hal-hal tentang Allah hanyalah
bisa diselidiki oleh Roh Allah. Maukah anda untuk memohon kepadaNya,
pertama-tama untuk menyadarkan anda, dan melayakkan anda menerima pekerjaan
kasih karunia dalam hidup anda, agar anda boleh menjadi anak Allah, dan menjadi
anggota dari sifat-sifat keallahan ini. Kemudian dengan Roh anda akan dapat
memahami apa yang tidak dapat di pahami akal budi. Kiranya Allah melindungi dan
menyertai anda!
Bahan Kajian
ALLAH YANG
MAHA ESA DALAM TRITUNGGALKUDUS
- Jelaskanlah bagaimana umat Kristen berhak mengatakan: Allah itu satu adanya.
- Mengapa keBapaan Allah tidak diartikan dalam hubungan jasmani tetapi keBapaan dalam arti rohani?
- Bagaimanakah Al-Qur'an menyaksikan keesaan Allah dalam iman Kristen?
- Jelaskanlah ayat-ayat Al-Qur'an yang menunjukkan kebenaran Ketritunggalan dalam Allah yang esa?
- Apakah arti nama Bapa dalam pengertian Kristen?
- Apakah arti perkataan "Allah mempunyai seorang Putera"?
- Siapakah Roh Kudus dalam iman Kristen?
- Trinitas manakah yang ditolak oleh Al-Qur'an dan Alkitab?
- Bagaimanakah anda ketahui bahwa akal budi manusia tidak mampu menerima secara spontan seluruh rahasia?
- Apakah cara dan arti yang dapat menolong kita untuk memahami sifat Allah?
- Mengapa Allah menyatakan diriNya kepada manusia?
- Mengapa perlunya Allah menjadi manusia?
- Bagaimana caranya Allah menyatakan diriNya kepada Skaikh Mansur?
- Bagaimanakah seorang percaya dapat mencapai keyakinan dalam imannya kepada Allah dan pekerjaanNya dalam kita?
- Bahaslah apa yang menurut anda pengalaman yang paling penting dari orang saleh Musa al Aswad.
- Tuliskanlah beberapa kebenaran yang penting dalam pengalaman Jibran.
- Tuliskanlah pendapat anda tentang seluruh kebenaran dari keesaan Allah dalam TritunggalNya yang kudus itu.
Thanks.. Bagus....
BalasHapus