Siapakah
Roh Kudus?
·
Roh Kudus adalah suatu pribadi Allah.
(Mat. 28:19 -
...dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus ;
1 Yoh. 5:7- Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga:
Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu)
·
Roh Allah sendiri.
(1 Ptr. 4:14 - Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama
Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu)
·
Tuhan Yesus.
(2 Kor. 3:17-18 - Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh
Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh,
maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin
besar)
·
Roh Yesus.
(Kis. 16:6-7 - Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah
Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba
masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.)
Fungsi Roh Kudus
·
Penolong
(Yoh. 14:16 - Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya...)
·
Penghibur
(Yoh. 16:7 - Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepadamu.)
·
Pemimpin
(Yoh. 16:13 - Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran...)
·
Pengajar
(Yoh.
14:26 - tetapi Penghibur,
yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang
telah Kukatakan kepadamu.)
Lambang Roh Kudus
·
Seperti burung merpati
(Luk. 3:22 - dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke
atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.")
·
Seperti tiupan angin
(Kis. 2:2 - Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan
angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;...)
·
Seperti lidah-lidah api
(Kis. 2:3 - dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api
yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.)
·
Seperti air
(Yoh.
7:37-39 - Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan
itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus,
baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti
yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran
air hidup. "Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang
akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang,
karena Yesus belum dimuliakan.)
PENTAKOSTA: MENGAPA ROH KUDUS
DICURAHKAN?
·
Bagi
kepentingan Gereja: Turunnya Roh Kudus atas gereja.
Menjadi
komunitas orang percaya yang dipersatukan dan diperbaharui oleh Roh
Kudus.
Pada
saat itulah persekutuan umat percaya mulai terbentuk. Jadi gereja Tuhan mulai
hadir di atas muka bumi sejak pencurahan Roh Kudus yang terjadi pada hari
Pentakosta.
Roh
Kudus akan mengawal perjalanan gereja muda ini untuk memperluas misi Kerajaan
Allah dan untuk mempersatukan umat dari berbagai bangsa dari seluruh dunia
(bdk. Amanat Agung Yesus).
Ingat
bahwa pada saat Pentakosta, di Yerusalem berdiam berbagai suku bangsa, dari
Yahudi, Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Asia (15 suku bangsa).
·
Bagi
kepentingan umat: Tuhan menganugerahkan dan
mencurahkan Roh Kudus agar umat percaya makin diteguhkan, dikuatkan dan
dibimbing oleh Roh Kudus di tengah-tengah dunia ini yakni supaya :
1.
Supaya kita jangan menjadi yatim
piatu, karena ditinggalkan Yesus naik ke Surga, tetapi Dia akan datang kembali.
(Yoh. 14:18 - Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku
datang kembali kepadamu).
Banyak
murid-murid berada dalam keadaan sedih dan ketakutan karena saat Yesus
wafat, mereka tidak punya pengharapan lagi. Dalam pikiran mereka, Tuhan yang
mereka andalkan malah mati. Tetapi sesuai dengan janji Yesus sendiri
bahwa Dia akan pergi kepada Bapa dan memberi kepada kita seorang Penolong yang
lain yaitu Roh Kudus.
2.
Supaya bisa hidup berkemenangan.
Kis.
1:8 - Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Mrk.
16:17-18 - Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang
percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara
dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan
sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka
akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.
Ef. 6:12 - karena perjuangan
kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.,
Ef. 6:17-18 - dan
terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam
Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak
putus-putusnya untuk segala orang Kudus...
Banyak
juga umat pengikut Kristus hidup dalam keterpurukan dikarenakan menghadapi
kebuntuan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Dengan dicurahkannya Roh
Kudus, maka Yesus ingin agar kita memiliki iman yang mengalirkan kuasa untuk
menang.
3.
Supaya berani mewartakan Injil dan
bersaksi tentang Kristus.
Kis. 4:31 - Dan ketika mereka
sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh
dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Kis. 8:25 – Setelah keduanya
bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan
dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di
Samaria.
Sebelum
Yesus terangkat ke Surga, murid-murid (misalnya Petrus) sering bersembunyi,
menghindar atau bahkan melarikan diri. Tetapi ketika Petrus mengalami
pencurahan Roh Kudus, maka terjadi perubahan yang luar biasa. Petrus menjadi
berani memberitakan Injil bahkan menempuh segala resikonya (diancam, dianiaya dan
dipenjara).
4.
Menjadikan umat yang diperbaharui.
Tit. 3:5 - pada waktu itu Dia
telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan,
tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Yoh. 4:24 - Allah
itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran
Banyak
orang beranggapan bahwa manusia tidak bisa diubah. Segala sesuatu sudah
dibentuk ‘dari sononya.’ Ini perbedaan yang mendasar dengan umat beriman, bahwa
di dalam Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Kuncinya adalah percaya
bahwa saat Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang, maka bisa terjadi
perubahan-perubahan yang signifikan dalam hidupnya. Banyak sekali
kisah-kisah kesaksian orang yang diubahkan hidupnya setelah mengalami Roh
Kudus. Ada yang tadinya keras hati tidak percaya Tuhan, hidup dalam kebencian,
tidak mau mengampuni, terikat oleh dosa, berpaling, kepada ilah-ilah lain,
sekarang mereka diubah bahkan dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil.
5.
Membantu kita saat berdoa.
(Rm. 8:26 - Demikian juga Roh
membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya
harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.)
Banyak
orang yang salah tafsir, bahwa berdoa itu harus dengan untaian kata-kata yang
indah dan panjang serta sangat lengkap. Tuhan tahu keterbatasan kita, bahwa
tidak semua orang pandai berdoa. Tetapi dengan hadirnya Roh Kudus, Ia membantu
kita dalam kelemahan kita, dan menolong kita untuk menyampaikan keluh
kesah kita kepada Allah.
6.
Supaya hidup dapat saling
mengampuni, tidak menyimpan kepahitan.
(Kis. 7:54-60 – Ketika
anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati
mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit,
lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak
Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka
berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan
saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama
Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa,
katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan,
janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu
meninggallah ia.)
Hidup
di dalam komunitas kristiani dan saling melayani, tidak menjamin tidak timbul
masalah dan konflik. Namun dengan pertolongan Roh Kudus, kita bisa saling
mengampuni, tidak dendam.
7.
Supaya
menghasilkan buah Roh.
(Gal. 5:22-23 - Tetapi
buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan
diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.)
Ukuran kedewasaan iman
seseorang bukan diukur dari berapa usianya dan berapa lama ia mengenal atau
bekerja melayani Tuhan. Tetapi patokannya adalah, apa yang dihasilkan orang
tersebut saat sudah memiliki komitmen ikut dan melayani Tuhan . Apakah kasih,
sukacita, damai sejahtera dll, ada dan kentara dalam relasinya dengan sesama?
Itulah buah yang harus dihasilkan ketika seseorang berjalan sebagai murid Tuhan
Yesus.
Lalu apa itu karunia Roh Kudus?
(Yesaya 11:2-3 – Roh
TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan,
roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya,
kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas
pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.)
Tujuh
karunia Roh Kudus adalah kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan,
pengenalan, rasa takut akan Allah, dan kesalehan yaitu yang kesukaannya adalah
takut akan Allah. Empat dari karunia ini adalah karunia yang
menyempurnakan akal budi, yaitu: kebijaksanaan, pengertian, nasihat dan
pengenalan akan Allah. Pengertian memberikan kedalaman pemahaman akan kebenaran
Allah dan ketiga hal lainnya memberikan pertimbangan dalam mengambil
keputusan. Karunia kebijaksanaan membantu kita menimbang hal-hal yang
berkaitan dengan Allah; pengenalan akan Allah membantu kita menimbang ataupun
menilai hal- hal sehubungan dengan ciptaan; nasihat mengarahkan tindakan kita.
Sedangkan tiga dari karunia ini adalah karunia yang menopang keinginan (will)
dan indera (senses) kita untuk menginginkan segala yang baik.
Kesempurnaan keinginan (will) ditopang dengan kesalehan,
membimbing kita dalam hubungan kita dengan Allah dan sesama. Sedangkan untuk
menopang indera (senses), Roh Kudus memberikan keperkasaan dan rasa
takut akan Tuhan. Keperkasaan memberikan kekuatan sehingga kita tidak
menghindar dari kesulitan untuk mencapai kesempurnaan rohani; sedangkan rasa
takut akan Tuhan memampukan indera kita untuk mengusahakan hubungan yang
seharusnya antara Tuhan Sang Pencipta dan kita ciptaan-Nya, serta membatasi
keinginan kita akan hal-hal yang bersifat duniawi.
7 Karunia Roh Kudus
1. Karunia takut akan Tuhan (fear of the Lord).
Ada ketakutan yang baik dan ada
ketakutan yang tidak baik. Ketakutan yang bersumber pada keduniaan atau
penderitaan fisik di atas segalanya tidaklah baik. Ketakutan seperti ini adalah
ketakutan kehilangan kenyamanan fisik dan kenikmatan dunia melebihi ketakutan
akan kehilangan iman.
Jika seseorang menganggap iman dan Gereja sebagai
penghalang baginya, ia siap meninggalkan iman maupun Gereja supaya kenyamanan
akan hal-hal duniawi dapat dipertahankan olehnya. Ketakutan seperti ini
bukanlah ketakutan yang baik, sebab bahkan dapat membawanya kepada penderitaan
abadi di neraka, sebab ia rela meninggalkan iman akan Kristus yang sudah
diketahuinya dapat membawanya kepada kehidupan kekal. Namun demikian, ada
ketakutan yang baik, yaitu takut akan Tuhan (fear of the Lord).
Bunda Teresa (asal India) mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan obat
bagi manusia untuk menghindari dosa, yaitu takut akan Tuhan dan kasih. Takut
akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan
terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka. Ketakutan seperti ini disebut “servile
fear“. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang untuk membawanya kepada
pertobatan awal. Namun, bukankah Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada
ketakutan? (1Yoh 4:18 - Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna
melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa
takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.)
Ya, dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman
Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas
kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih, seperti anak yang takut
menyedihkan hati bapanya.
Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya yang
memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa. Oleh karena itu, manifestasi dari
karunia ini adalah kesedihan karena dosa, yang diikuti dengan kebencian akan
dosa. Orang yang membenci dosa tidak hanya menghindari dosa berat, namun juga
ia tidak mau melakukan dosa ringan. Ia akan lari dari peluang dan kondisi yang
dapat membuat dia berbuat dosa. Ia akan sadar bahwa meskipun ia sudah berusaha
menghindari dosa, ia kerap tetap jatuh di dalam dosa, termasuk dosa ringan.
Dengan demikian, ia menjadi sadar akan dirinya yang tidak berarti apa-apa, dan
pada saat yang bersamaan ia sadar bahwa Tuhan adalah segalanya. Sikap seperti
inilah yang menuntunnya kepada kerendahan hati.
Jika kita belajar dari kesalahan kita bahwa yang sering
memisahkan diri kita dari Tuhan adalah godaan duniawi, maka kita belajar untuk membatasi
diri dari kenikmatan duniawi. Inilah yang disebut sebagai kebajikan penguasaan
diri (temperance). Marilah kita menilik ke dalam hati kita, sudahkah
kita memiliki rasa takut akan Tuhan: sudahkah kita membenci dosa, dan berusaha
untuk menjauhinya.
2. Karunia keperkasaan (fortitude).
Dalam kebajikan moral, kebajikan keperkasaan adalah
keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia
keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan
oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada
kemampuan Tuhan.
Inilah yang dikatakan oleh rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam
Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Fil 4:13). Juga, “Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan
melawan kita?” (Roma 8:31)
Melalui karunia ini, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada
kita untuk yakin dan percaya akan kekuatan Allah. Allah dapat menggunakan kita
yang terbatas dalam banyak hal untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan.
Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah
dapat semakin dinyatakan dan agar tidak ada yang bermegah di hadapan-Nya (lih. 1Kor 1:27-29).
Orang yang dipenuhi dengan karunia keperkasaan bukannya
tidak pernah merasa takut, namun mereka dapat mengatasi ketakutannya karena
mereka percaya pada Allah yang dapat melakukan segalanya.
Bunda Teresa yang berani melaksanakan kehendak Allah untuk
melayani orang-orang yang miskin di tengah-tengah pelayanannya sebagai
biarawati yang menjadi guru adalah contoh bagaimana karunia keperkasaan menjadi
nyata. Dan dalam derajat yang sempurna, karunia Roh Kudus ini dinyatakan oleh
para martir. Namun, apakah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak menjalankan
karunia ini?
Dalam keseharian kita, kita juga dituntut untuk mati
terhadap keinginan diri sendiri, dan berjuang dalam kekudusan. Dan orang yang
secara sadar berjuang dalam kekudusan akan merasakan bahwa ini adalah tantangan
yang sungguh berat. Keinginan dan perjuangan untuk hidup dalam kekudusan adalah
karunia Roh Kudus. Roh Kudus memberikan kekuatan sehingga dapat memberikan
keberanian untuk terus melakukan karya kerasulan walaupun ada banyak
kekurangan, keberanian untuk menanggung sakit penyakit dan penderitaan, keberanian
untuk mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri, ataupun keberanian
untuk mewartakan Kristus dan Gereja-Nya di tengah-tengah dunia yang dipenuhi
dengan pandangan relativisme dan keacuhan terhadap hal- hal rohani.
3.
Karunia
kesalehan (piety).
Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk
hubungan kita dengan Allah seperti anak dengan bapa; dan pada saat yang
bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini
menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah – yang
diwujudkan dengan agama (religion) – dan keadilan kepada sesama. Karunia
kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama
seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita
telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, yang dapat berseru
“Abba, Bapa!” (lih. Rom 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, seseorang
dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya
bahwa Allah mengetahui yang terbaik. Dalam doa, orang ini menaruh kepercayaan
yang besar kepada Allah, karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik,
sama seperti seorang bapa akan memberikan yang terbaik bagi anak- anaknya.
4.
Karunia nasihat
(Counsel).
(Mazmur 32:8 - Aku
hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak
memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.)
Roh Kudus inilah yang menunjukkan jalan kepada kita melalui
karunia nasihat. Karunia adi kodrati ini adalah karunia yang memberikan
petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan kemuliaan yang
lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia ini menerangi kebajikan kebijaksanaan (prudence),
yang dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu.
Dengan demikian, karunia adi kodrati ini senantiasa menerangi jalan orang-
orang yang dengan sungguh- sungguh mendengarkan Roh Kudus.
Yang terpenting sehubungan dengan karunia nasihat adalah
kesediaan dan kerjasama kita dalam menjalankan dorongan Roh Kudus. Kita tidak
boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak dapat bekerja secara
bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari diri kita sendiri,
seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri, tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati.
Dengan terus membiarkan Roh Kudus memimpin jalan kita
secara bebas, kita terus dimurnikan oleh Roh Kudus, sehingga lama kelamaan,
kita mempunyai intuisi akan jalan mana yang harus diambil sesuai dengan apa
yang diinginkan Allah. Karunia ini diperlukan bagi orang-orang yang memberikan
bimbingan rohani, sehingga mereka dapat memberikan petunjuk sesuai dengan apa
yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.
5.
Karunia
pengenalan (knowledge).
Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang
untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang
Penciptanya. Salomo menggambarkan karunia ini dengan indahnya.
(Amsal
13:1-3 - Anak yang bijak mendengarkan
didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan. Dari buah mulutnya
seseorang akan makan yang baik, tetapi nafsu seorang pengkhianat ialah
melakukan kelaliman. Siapa menjaga mulutnya,
memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.)
1)
Sungguh tolol karena kodratnya semua
orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal
Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan
pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.
2)
Sebaliknya, mereka mengganggap
sebagai allah/ilah yang menguasai jagat raya ialah api atau angin ataupun udara
kencang, lagipula lingkaran bintang-bintang atau air yang bergelora ataupun
penerang-penerang yang ada di langit.
3)
Jika dengan menikmati keindahannya
mereka sampai menganggapnya ilah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih
mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang
menciptakannya. Dengan kata lain, karunia ini memberikan kedalaman makna dari
ciptaan dan menunjuk kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan.
Dengan karunia ini, seseorang dapat memberikan makna akan
hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari dan mengangkat ke tingkat yang
lebih tinggi, yaitu sebagai jalan kekudusan. Ini berarti semua profesi harus
dilakukan dengan jujur dapat menjadi cara untuk bertumbuh dalam kekudusan.
Semua hal di dunia ini apat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai
sebagaimana Allah menghargai masing-masing ciptaan-Nya.
6.
Karunia
pengertian (understanding).
Karunia pengertian adalah adalah karunia yang memungkinkan
seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman. Ini adalah seumpama sinar yang
menerangi akal budi kita, sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya
diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita
percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan dia
menuliskan, “Buatlah aku mengerti, maka
aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.”
(Mzm 119:34). Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci,
kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan
tujuan akhir kita, yaitu Surga. Kejelasan akan misteri iman,
menguak tujuan akhir dari umat manusia, yaitu Surga. Oleh karena itu, karunia
ini memberikan gambaran yang jelas akan tujuan akhir kita, sehingga apapun yang
kita lakukan akan mengarah pada tujuan akhir ini.
7.
Karunia
kebijaksanaan (wisdom).
Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan
manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Tuhan. Karunia ini berhubungan erat dengan kasih. Karunia
ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan satu pengalaman
ilahi yang didapat melalui kasih. Roh Kudus mengisi jiwa orang- orang yang
sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka
memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Seseorang dapat menjelaskan
tentang rasa buah durian dengan berbagai macam kata dan susunan kalimat. Namun,
tidak ada yang dapat menjelaskan dengan baik rasa buah durian selain dengan
mencobanya sendiri. Atau sama seperti seorang ibu yang mengenal anaknya bukan
dari buku, namun dari kasihnya kepada anaknya. Demikian juga, karunia ini akan
menjadi semakin dalam sesuai dengan besarnya kasih yang dinyatakan oleh mereka
yang menerimanya, kepada Tuhan. Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa lebih
baik hanya mengetahui sesuatu yang lebih rendah dari kita daripada
mencintainya, tapi adalah lebih baik mencintai sesuatu yang lebih tinggi dari
kita daripada hanya mengenalnya. Karena Tuhan lebih tinggi secara tak terbatas
dari diri kita, maka adalah lebih baik kita mendapatkan pengetahuan akan Tuhan
dengan cara mengasihi-Nya secara tak terbatas. Dengan demikian, seseorang dapat
mengalami kemanisan akan Tuhan.
Karena
karunia kebijaksanaan ini memungkinkan seseorang melihat dari kacamata Tuhan,
maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai
perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam
kehidupan dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam
penderitaan. Semua yang terjadi dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan
Tuhan.
Karunia
ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan
terfokus kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang menjadi refleksi akan
Kristus, seperti yang dituliskan oleh Paulus:
“Dan kita semua
mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena
kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi
serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Kor 3:18)
Tuhan Yesus memberkati pembaca semua.
Haleluya... Amin...