05 Juni 2020

Penghambat Iman


Penghambat Iman
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)

Perjalanan iman menjadi dewasa alias bukan bayi rohani lagi, diperangi/ dihambat oleh iblis dan keinginan daging kita. Berbagai tipuan muslihatnya menyebabkan pertumbuhan iman kita terhambat tidak bisa bertumbuh dan berbuah.
Keputusan kita beriman dan bertobat kepada Yesus Kristus, tidaklah cukup. Iman harus aktif dikerjakan, bertumbuh, menjadi dewasa dan berbuah. Seperti petani harus mengusahakan tanahnya, menanam benih yang baik, menyiram, memupuk, sinar matahari yang cukup, mencabuti rumput liar, memotong ranting yang tidak berguna. Menjadikan kehidupan rohani kita dapat bertumbuh dan produktif menghasilkan buah.
Penghambatnya iman apa saja sih? Mari kita belajar bersama...
1.  Tidak melekat pada YESUS.
Hidup zaman now, orang-orang lebih memusatkan perhatian pada penampilan fisik, ikut tren yang ada, dibandingkan dengan ketulusan hati. Ibarat penjual mobil bekas yang memodifikasi body saja, yang tampak luarnya menarik, mengkilap. Tetapi setelah kita beli tak lama, hal-hal buruk yang tersembunyi mulai bermunculan pastilah kecewa.
Tuhan tidak tertarik dengan bagian fisik luar yang baik, IA menginginkan hati kita. Bahkan mengutuk mereka yang kehidupannya munafik. Diluar tampak rohaniwan, namun pada hakikatnya kehidupan rohani mereka gila hormat.
“Celakalah kamu, hai orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar.” (Lukas 11:43)
Bagaimana agar kehidupan rohani kita supaya konsisten?
a. Perbaharuilah komitmen utama kepada nilai-nilai kerajaan Allah.
Kita harus rendah hati mengakui bahwa glamor dunia telah membutakan mata hati kita, menebalkan telinga serta menjadi keras kepala/bebal. Mohonlah untuk mengubah hati, pikiran dan perasaan hanya tertuju kepada kebenaran-NYA.
Firman TUHAN: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan ALLAH dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
b. Kembangkanlah kehidupan yang intim dengan Yesus.
Belajarlah dari raja Daud selalu rindu dan haus akan hadirat Tuhan.
“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau TUHAN. Jiwaku haus kepada ALLAH, kepada ALLAH yang hidup..” (Mazmur 42:2-3)
Rasul Paulus juga selalu merindukan air hidup dari Yesus Kristus; yang terpenting baginya adalah mengenal Kristus lebih dekat dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan.
“Yang kukehendaki ialah mengenal DIA dan kuasa kebangkitan-NYA dan persekutuan dalam penderitaan-NYA, dimana aku menjadi serupa dengan DIA dalam kematian-NYA..”(Filipi 3:10)
c. Tinggallah dalam firman Tuhan.
Jadikanlah Alkitab sebagai kesukaaan kita, menjadi life style (gaya hidup). Bacalah setiap hari.
“...tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:2)
“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa;... Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.” (Mazmur 19:8-9)
YESUS berfirman: “..Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman ALLAH dan yang memeliharanya.” (Lukas 11:20)
d. Bangunlah kehidupan doa sebagai percakapan dua arah.
Hubungan yang baik dengan Tuhan adalah adanya kehidupan doa yang kontinyu dan konsisten. Alkitab dan doa tidak boleh dipisahkan. Dalam doa kita berkomunikasi dengan Tuhan, dan melalui Alkitab Allah berkomunikasi dengan kita. Kita hanya akan mengenal seseorang jika kita berkomunikasi dengan dia, begitu juga kita dengan Tuhan.
YESUS menegur: “...Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” (Lukas 22:46)
2.  PERGAULAN YANG BURUK
“Janganlah kamu sesat, pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus.15:33)
Kita sebagai orang-orang yang telah disucikan oleh darah Yesus, waspadalah dengan pergaulan yang tidak baik, sebab hal-hal buruk akan seperti ragi yang menghamirkan semua adonan yang baik (jadi basi). Mazmur 1:1 – Memberi peringatan kepada kita untuk waspada terhadap nasehat orang fasik, jangan mengikuti pendirian orang berdosa dan tidak duduk dalam kumpulan para pencemooh.
Bagaimana agar kita terhindar dari pergaulan buruk?
a.  Bergabung dengan Gereja
Jemaat adalah anggota keluarga Allah, dan setiap orang percaya harus bergabung dalam komunitas keluarga Allah (Efesus 2:19). Carilah gereja yang memberitakan Injil dengan benar dan hadirilah kebaktian secara teratur.
b.  Mengikuti pelayanan.
Dalam komunitas keluarga Allah kita ikut mendukung semua program gereja, menaati otoritas Pemimpin gereja, dan bertanggungjawab memberitakan, melestarikan kebenaran Allah agar tetap murni.
Ibrani 10:24 – Kita saling memperhatikan dan mendorong dalam kasih dan perkerjaan baik.
c.  Mengikuti persekutuan.
Persekutuan pendalaman Alkitab perlu kita hadiri, akan menambah pengetahuan, mendalami tentang kebenaran Firman. Mendengarkan kesaksian kawan seiman dapat menguatkan kita.
Kisah para rasul 2:42 – Jemaat mula-mula juga berkumpul dalam persekutuan untuk mendengarkan pengajaran para rasul. Selalu memecah roti dan berdoa bersama.
d.  Memilih teman yang benar.
Bijaksanalah dalam memilih teman, karena ada teman yang dekat saat kita suka. Tetapi saat kita jatuh mereka menjauh. Pilih juga yang bukan tukang gosip. Karena gosip tidak baik, ibarat virus yang cepat menyebar dan merusak jiwa serta pikiran kita.
e.  Bijaksana menggunakan media sosial.
Peribahasa jaman now, jari-jarimu adalah harimau-mu, bukan mulutnya. Salah pijit, jadi ujaran kebencian dapat terkena UU – ITE. Sebelum share periksa dulu, jangan ikut menebar hoax. Memilih komunitas haruslah yang membawa dampak positif. Salah bergabung dapat menyebabkan kita terpapar ideologi negatif, bahkan dapat terjerumus tindak kejahatan.
3.  TIDAK DAPAT MENGUASAI DIRI
Karakter ini sangat bertentangan dengan karakter Kristus, ajaran Kasih. Orang-orang seperti ini seperti petasan yang bersumbu pendek, sangat mudah sekali meledak jika disulut api. Tidak akan pernah ada kemajuan baik pekerjaan maupun kehidupan rohaninya, hidupnya akan dipenuhi pertikaian, ketersinggungan dan perbantahan.
1 Petrus.4:7 – Petrus memberi nasehat untuk kita dapat menguasai diri agar dapat menjadi tenang, agar kita dapat berdoa, artinya kita dapat fokus dengan pribadi Tuhan untuk kita bertumbuh dalam iman.
4.  HIDUP DENGAN PERASAAN BUKAN DENGAN IMAN
Kita yang lebih menggunakan perasaannya (baperan) dari pada iman, akan sulit bertumbuh dalam hal memahami rencana TUHAN dalam hidupnya. Hal-hal buruk yang menimpa langsung menyalahkan TUHAN. Kenapa terjadi padaku, bukan orang lain?
Dengan iman akan mudah tenang karena tahu bahwa dibalik semua yang terjadi dalam kehidupan baik atau buruk yang dialami, Allah punya tujuan yang lebih baik. Tetapi orang yang hidup dengan perasaannya, ia lebih melihat kepada kenyataan yang dialaminya saat itu dari pada melihat dengan iman dibalik kejadian yang TUHAN ijinkan menimpa kita.
Roma 8:28 – Paulus mengajarkan bahwa TUHAN akan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya kepada-NYA.
5.  MEMILIKI KEPRIBADIAN GANDA
Kehidupan yang mendua hati pasti hasilnya tidak konsisten kadang benar, kadang salah. Janganlah kita seperti bunglon berubah-rubah warna, tergantung kondisi tempat dia berada. Mudah menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi, ketika pelayanan di gereja ia tampil dengan baik dan tampak penuh dalam kerohanian, tetapi ketika ia berada dalam dunia sekuler, ia mampu membaur juga sehingga tidak dapat terlihat lagi mana yang anak TUHAN dan yang bukan.
Lukas.16:13 – Yesus memberi peringatan bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada 2 tuan yaitu kepada Allah dan Mamon (duniawi).
Yakobus 1:8 – Bahaya dari kehidupan yang memiliki kepribadian ganda adalah kemunafikan dan tidak akan tenang dalam hidupnya.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan ALLAH? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh ALLAH.” (Yakobus 4:4)
Semoga ROH KUDUS memampukan kita menyingkirkan penghambat Iman dan  mengerjakan keselamatan kita dengan lebih sungguh-sungguh.
Haleluya. Amin...
Baca juga Penghalang Iman
Baca juga Perlengkapan Rohani
(Kesaksian pribadi saat menyeberang samudera di Aceh)

Pertanyaan: Sudahkah kita mulai menyingkirkan penghambat Iman dengan benar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar