Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)
Perjalanan iman menjadi dewasa alias
bukan bayi rohani lagi, diperangi/ dihambat oleh iblis dan keinginan daging
kita. Berbagai tipuan muslihatnya menyebabkan pertumbuhan iman kita terhambat
tidak bisa bertumbuh dan berbuah.
Keputusan kita beriman dan bertobat
kepada Yesus Kristus, tidaklah
cukup. Iman harus aktif dikerjakan, bertumbuh, menjadi dewasa dan berbuah. Seperti
petani harus mengusahakan tanahnya, menanam benih yang baik, menyiram, memupuk,
sinar matahari yang cukup, mencabuti rumput liar, memotong ranting yang tidak
berguna. Menjadikan kehidupan rohani kita dapat bertumbuh dan produktif
menghasilkan buah.
Penghambatnya iman apa saja sih?
Mari kita belajar bersama...
1. Tidak
melekat pada YESUS.
Hidup zaman now, orang-orang lebih
memusatkan perhatian pada penampilan fisik, ikut tren yang ada, dibandingkan
dengan ketulusan hati. Ibarat penjual mobil bekas yang memodifikasi body saja,
yang tampak luarnya menarik, mengkilap. Tetapi setelah kita beli tak lama, hal-hal
buruk yang tersembunyi mulai bermunculan pastilah kecewa.
Tuhan tidak tertarik dengan bagian fisik
luar yang baik, IA menginginkan hati kita. Bahkan mengutuk mereka yang
kehidupannya munafik. Diluar tampak rohaniwan, namun pada hakikatnya kehidupan
rohani mereka gila hormat.
“Celakalah
kamu, hai orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah
ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar.” (Lukas 11:43)
Bagaimana agar kehidupan rohani kita
supaya konsisten?
a. Perbaharuilah komitmen utama kepada
nilai-nilai kerajaan Allah.
Kita harus rendah hati mengakui bahwa
glamor dunia telah membutakan mata hati kita, menebalkan telinga serta menjadi
keras kepala/bebal. Mohonlah untuk mengubah hati, pikiran dan perasaan hanya
tertuju kepada kebenaran-NYA.
Firman TUHAN: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan ALLAH dan kebenarannya, maka semuanya
akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
b. Kembangkanlah kehidupan yang
intim dengan Yesus.
Belajarlah dari raja Daud selalu rindu
dan haus akan hadirat Tuhan.
“Seperti
rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau
TUHAN. Jiwaku haus kepada ALLAH, kepada ALLAH yang hidup..” (Mazmur 42:2-3)
Rasul Paulus juga selalu merindukan
air hidup dari Yesus Kristus;
yang terpenting baginya adalah mengenal Kristus lebih dekat dalam persekutuan
yang intim dengan Tuhan.
“Yang
kukehendaki ialah mengenal DIA dan kuasa kebangkitan-NYA dan persekutuan dalam
penderitaan-NYA, dimana aku menjadi serupa dengan DIA dalam kematian-NYA..”(Filipi
3:10)
c. Tinggallah dalam firman Tuhan.
Jadikanlah Alkitab sebagai kesukaaan
kita, menjadi life style (gaya
hidup). Bacalah setiap hari.
“...tetapi
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam.” (Mazmur 1:2)
“Taurat
TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa;... Titah TUHAN itu tepat, menyukakan
hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.” (Mazmur 19:8-9)
YESUS berfirman: “..Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman ALLAH dan
yang memeliharanya.” (Lukas 11:20)
d. Bangunlah kehidupan doa sebagai
percakapan dua arah.
Hubungan yang baik dengan Tuhan
adalah adanya kehidupan doa yang kontinyu dan konsisten. Alkitab dan doa tidak
boleh dipisahkan. Dalam doa kita berkomunikasi dengan Tuhan, dan melalui
Alkitab Allah berkomunikasi dengan kita. Kita hanya akan mengenal seseorang
jika kita berkomunikasi dengan dia, begitu juga kita dengan Tuhan.
YESUS menegur: “...Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah supaya kamu jangan
jatuh ke dalam pencobaan.” (Lukas 22:46)
Lihat Penyembahan Yang Benar
2. PERGAULAN YANG BURUK
“Janganlah
kamu sesat, pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1
Korintus.15:33)
Kita sebagai orang-orang yang telah
disucikan oleh darah Yesus, waspadalah dengan pergaulan yang tidak baik, sebab
hal-hal buruk akan seperti ragi yang menghamirkan semua adonan yang baik (jadi
basi). Mazmur 1:1 – Memberi peringatan kepada kita untuk waspada terhadap
nasehat orang fasik, jangan mengikuti pendirian orang berdosa dan tidak duduk
dalam kumpulan para pencemooh.
Bagaimana agar kita terhindar dari
pergaulan buruk?
a. Bergabung dengan Gereja
Jemaat adalah anggota keluarga
Allah, dan setiap orang percaya harus bergabung dalam komunitas keluarga Allah (Efesus 2:19). Carilah gereja yang
memberitakan Injil dengan benar dan hadirilah kebaktian secara teratur.
b. Mengikuti pelayanan.
Dalam
komunitas keluarga Allah kita ikut mendukung semua program gereja, menaati
otoritas Pemimpin gereja, dan bertanggungjawab memberitakan, melestarikan
kebenaran Allah agar tetap murni.
Ibrani
10:24 – Kita saling memperhatikan dan mendorong dalam kasih dan perkerjaan baik.
c. Mengikuti persekutuan.
Persekutuan
pendalaman Alkitab perlu kita hadiri, akan menambah pengetahuan, mendalami tentang
kebenaran Firman. Mendengarkan kesaksian kawan seiman dapat menguatkan kita.
Kisah
para rasul 2:42 – Jemaat mula-mula juga berkumpul dalam persekutuan untuk
mendengarkan pengajaran para rasul. Selalu memecah roti dan berdoa bersama.
d. Memilih teman yang benar.
Bijaksanalah
dalam memilih teman, karena ada teman yang dekat saat kita suka. Tetapi saat
kita jatuh mereka menjauh. Pilih juga yang bukan tukang gosip. Karena gosip
tidak baik, ibarat virus yang cepat menyebar dan merusak jiwa serta pikiran
kita.
e. Bijaksana menggunakan media sosial.
Peribahasa
jaman now, jari-jarimu adalah harimau-mu, bukan mulutnya. Salah pijit, jadi
ujaran kebencian dapat terkena UU – ITE. Sebelum share periksa dulu, jangan
ikut menebar hoax. Memilih komunitas
haruslah yang membawa dampak positif. Salah bergabung dapat menyebabkan kita
terpapar ideologi negatif, bahkan dapat terjerumus tindak kejahatan.
Lihat Mencari Sahabat Sejati
3. TIDAK DAPAT MENGUASAI DIRI
Karakter ini sangat bertentangan
dengan karakter Kristus, ajaran Kasih. Orang-orang seperti ini seperti
petasan yang bersumbu pendek, sangat mudah sekali meledak jika disulut api. Tidak
akan pernah ada kemajuan baik pekerjaan maupun kehidupan rohaninya, hidupnya
akan dipenuhi pertikaian, ketersinggungan dan perbantahan.
1 Petrus.4:7 – Petrus memberi
nasehat untuk kita dapat menguasai diri agar dapat menjadi tenang, agar kita
dapat berdoa, artinya kita dapat fokus dengan pribadi Tuhan untuk kita
bertumbuh dalam iman.
Lihat Pemarah - Sumbu Pendek
4. HIDUP DENGAN PERASAAN BUKAN DENGAN
IMAN
Kita yang lebih menggunakan
perasaannya (baperan) dari pada iman,
akan sulit bertumbuh dalam hal memahami rencana TUHAN dalam hidupnya. Hal-hal
buruk yang menimpa langsung menyalahkan TUHAN. Kenapa terjadi padaku, bukan
orang lain?
Dengan iman akan mudah tenang karena
tahu bahwa dibalik semua yang terjadi dalam kehidupan baik atau buruk yang
dialami, Allah punya tujuan yang
lebih baik. Tetapi orang yang hidup dengan perasaannya, ia lebih melihat kepada
kenyataan yang dialaminya saat itu dari pada melihat dengan iman dibalik
kejadian yang TUHAN ijinkan menimpa kita.
Roma 8:28 – Paulus mengajarkan bahwa
TUHAN akan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita
yang percaya kepada-NYA.
5. MEMILIKI KEPRIBADIAN GANDA
Kehidupan yang mendua hati pasti
hasilnya tidak konsisten kadang benar, kadang salah. Janganlah kita seperti bunglon berubah-rubah warna, tergantung
kondisi tempat dia berada. Mudah menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi, ketika
pelayanan di gereja ia tampil dengan baik dan tampak penuh dalam kerohanian, tetapi
ketika ia berada dalam dunia sekuler, ia mampu membaur juga sehingga tidak
dapat terlihat lagi mana yang anak TUHAN dan yang bukan.
Lukas.16:13 – Yesus memberi
peringatan bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada 2 tuan yaitu kepada Allah dan
Mamon (duniawi).
Yakobus 1:8 – Bahaya dari kehidupan
yang memiliki kepribadian ganda adalah kemunafikan dan tidak akan tenang dalam
hidupnya.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak
setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan ALLAH? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan
dirinya musuh ALLAH.” (Yakobus 4:4)
Baca juga Respon setelah menerima YESUS KRISTUS
Semoga
ROH KUDUS memampukan kita menyingkirkan penghambat Iman dan mengerjakan keselamatan kita dengan lebih
sungguh-sungguh.
Haleluya.
Amin...
Lihat juga Ditengah Badai Samudera Indonesia
(Kesaksian pribadi saat menyeberang samudera
di Aceh)
Pertanyaan:
Sudahkah kita mulai menyingkirkan penghambat Iman dengan benar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar