05 Juni 2020

Penghalang Iman

Penghalang Iman

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)

Ada banyak penyebab mengapa jemaat Kristen hidupnya biasa-biasa saja setelah di baptis dewasa. Padahal Yesus berkata bahwa akan ada murid-murid yang bisa melakukan perkara yang lebih besar dari-Nya. Namun, kehidupan kekristenan kita berjalan begitu saja, suam-suam bahkan atau hambar.
Bahkan kita tidak tahan uji ketika badai hidup menerpa, melalui berbagai masalah dalam kehidupan. Gampang terombang-ambing oleh bermacam godaan iblis dan keinginan daging pribadi.
Kenapa hal ini terjadi? Mari kita belajar bersama penyebab dan cara mengatasinya..
1.  Takut, ini timbul karena lebih memakai perasaan, logika dan kekuatan sendiri. Ketika datang pencobaan yang menguji iman kita mulai goyah.
YESUS berkata: “..Tenanglah! AKU ini, jangan takut!”. (Matius 14:27)
2.  Kuatir, akan menimbulkan kelemahan mental dan fisik. Kuatir adalah hal wajar karena masih hidup di dunia. Tetapi kawatir yang berlebihan bisa menimbulkan stress yang tinggi.
YESUS mengajarkan: “..Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” (Lukas 12:22)
Lihat kesaksian pribadi Ditengah Badai Samudera Indonesia
3.  Ego, semua masalah dapat diatasi sendiri tanpa melibatkan TUHAN. Belum tentu solusi yang diambil seturut kehendak-NYA, atau bertolak belakang sama sekali.
Salomo berkata: “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.” (Amsal 16:3)
4.  Selfis, mementingkan diri sendiri tidak mau berbagi dengan orang lain, yang penting senang sendiri. Tidak ada rasa empati (kasih), bahkan bertindak yang jahat.
Yakobus mengajarkan: “Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16)
5.  Sombong, merasa paling benar tidak mau menerima saran atau kritik orang lain.
Salomo berkata: “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN...” (Amsal 16:5)
6.  Iri hati/dengki, melihat orang lain lebih sukses menimbulkan penyakit kedengkian. Bukannya berusaha lebih keras lagi, malah jadi tukang dusta, gosip dan fitnah.
Elifas berkata: “Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.” (Ayub 5:2)
Salomo berkata: “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Amsal 14:30)
7.  Kurang bersyukur, merupakan manifestasi dari ego, selfis dan sombong. Padahal nafas hidup yang dihirup setiap harinya merupakan pemberian TUHAN.
Daud mengajarkan: “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab IA baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-NYA.” (Mazmur 106:1, 107:1, 118:1,29, 136:1,2,3,26)
8.  Kepahitan, timbul karena dendam/sakit hati, tidak mau mengampuni. Sedangkan Sang Guru mengajarkan cinta kasih yang tak terhingga batasnya, termasuk musuh sekalipun.
YESUS mengajarkan: “..Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:22)
9.  Amarah,  Lihat  Pemarah- Sumbu Pendek
10.  Pesta Pora dan mabuk, menjadikan hilangnya akal sehat yang menyebabkan tindakan diluar kendali. Disertai bermacam tindakan kriminal, kerusuhan dan pelanggaran hukum lainnya.
YESUS mengajarkan: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan- kepentingan duniawi ..” (Lukas 21:34)
11.  Keinginan daging lainnya, dapat dibaca dalam Galatia 5:19-21.
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan ALLAH? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh ALLAH.” (Yakobus 4:4)
Semoga ROH KUDUS memampukan kita menyingkirkan penghalang Iman dan  mengerjakan keselamatan kita dengan lebih sungguh-sungguh..
Haleluya. Amin...
Baca juga Penghambat Iman

Baca juga Perlengkapan Rohani
(Kesaksian pribadi pasca Tzunami)

Pertanyaan: Sudahkah kita mulai menyingkirkan penghalang Iman dengan sungguh?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar