Banyak alasan untuk pergi dari rumah, salah satunya menikah dengan pasangan anda. Tapi banyak juga karena tidak nyaman dengan keadaan rumah/orang tua/saudara, mungkin disebabkan oleh terlalu ketatnya peraturan yang dibuat ortu, pertengkaran antara anggota keluarga atau anda yang tidak dapat menyesuaikan diri akibat terlalu egosentris.
Alasan yang sering dikemukakan adalah tidak cocok dengan ortu, lebih dapat dimengerti oleh komunitas anda, dapat kebebasan yang diinginkan.
Perlu dipertimbangkan jika anda pergi dari rumah:
- Kemandirian, sudahkah anda mempunyai usaha, pekerjaan yang dapat membiayai kehidupan diluar rumah (sandang, pangan, papan)? Jangan sampai anda luntang-lantung tidak tentu arah dan tujuannya sehingga terjerumus pergaulan yang buruk yang dapat merusak masa depan.
- Kebahagiaan, perlu anda pikirkan berkali-kali apakah pasti bahagia jika keluar rumah ortu dan bergabung dengan komunitas anda. Kebahagiaan seperti apa yang anda butuhkan? perhatiankah?, kasih sayangkah?, dihargaikah?, berkembangkah? Jangan mencari kebahagiaan yang semu/sesaat saja, misalnya: menggunakan narkoba yang dapat menyebabkan anda jatuh kedalam berbagai tindakan kriminal. Survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan 2,3 juta pelajar atau mahasiswa di Indonesia pernah mengonsumsi narkotika (sumber: CNN.com).
- Kebebasan, anda pastinya lebih bebas di luar rumah dapat mengekspresikan eksistensi diri seluas-luasnya. Tapi jangan lupa di luar rumah ada juga peraturan tertulis dan tidak tertulis (misalnya: adat istiadat). Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa sekitar 33 persen remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan seks penetrasi (sumber: merdeka.com). Jadi perlu dipikirkan kembali kebebasan seperti apa yang anda inginkan? Bebas tapi harus bertanggungjawab kepada anda sendiri, keluarga, masyarakat, terutama kepada Sang Pencipta.
- Kedewasaan, dengan keluar rumah anda berpikir dapat lebih cepat dewasa dalam hal positif tentunya. Tanyakan pada diri anda, sudahkah saya ikut membantu pekerjaan di rumah? (misal: mencuci, menyetrika, membersihkan, memasak untuk keperluan bersama). Karena orang dewasa mengerti arti hak dan tanggungjawab. Jika anda hanya menuntut hak saja pastinya anda diluar rumah juga akan bermasalah dengan komunitas anda.
"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik". (1 Korintus 15:33)
Lukas 15: 11-32, perikop: Perumpamaan tentang anak yang hilang; dimana anak bungsu meminta kepada bapaknya harta yang menjadi haknya, kemudian hidup berfoya-foya sehingga jatuh miskin dan kelaparan sampai untuk mengisi perutnya mau memakan ampas untuk makanan babi tetapi tidak seorangpun memberikan kepadanya. Akhirnya anak bungsu itu kembali ke rumah ortu, sadar dan mengaku kepada bapaknya bahwa ia telah berdosa terhadap sorga dan bapaknya.
"Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian mendapat kebahagiaan". (Amsal 19:8)
Rasul Petrus mengingatkan kita juga adalah rumah yang perlu dijaga, 1 Petrus 2: 5 "Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,..."
Pertanyaan: Apakah saya dapat lebih mandiri, bahagia, bebas, dewasa dengan pergi dari rumah?